REPRESENTASI KESENJANGAN PENDIDIKAN DALAM NOVEL KAMI (BUKAN) SARJANA KERTAS KARYA J.S KHAIREN

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesenjangan dan
menganalisis representasi kesenjangan pendidikan dalam novel Kami (Bukan)
Sarjana Kertas karya J.S. Khairen. Penelitian ini menggunakan teori sosiologi
sastra dengan dukungan teori representasi. Sumber data pada penelitian ini adalah
novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas edisi cetakan ketiga tahun 2024. Teknik yang
digunakan yaitu teknik studi pustaka. Uraian struktur novel menjadi dasar bagi
peneliti dalam menganalisis representasi kesenjangan pendidikan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas merepresentasikan
bentuk kesenjangan pendidikan melalui simbol-simbol naratif yang mencerminkan
empat faktor utama: (1) faktor ekonomi, mencerminkan ketidakadilan sosial karena
akses pendidikan tinggi yang tidak merata bagi masyarakat yang kurang mampu,
(2) faktor geografis, tampak dari keterbatasan akses pendidikan dari daerah
terpencil, (3) faktor sosial budaya mencakup lingkungan dan budaya yang
membatasi akses pendidikan, (4) faktor infrastruktur, mencerminkan ketimpangan
institusional melalui perbedaan kualitas kampus dalam hal pengajar, fasilitas,
teknologi, biaya, dan layanan pendidikan. Secara reflektif, novel ini
menggambarkan realitas kesenjangan pendidikan di Indonesia. secara intensional,
menyuarakan kritik terhadap sistem pendidikan yang tidak merata dan belum
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Secara konstruksionis, novel ini
membentuk makna kesenjangan pendidikan sebagai hasil konstruksi sosial melalui
simbol, konflik, dan perbedaan latar tokoh. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan maka novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas merepresentasikan
kesenjangan pendidikan di Indonesia melalui simbol, peristiwa, dan penamaan
kampus yang mencerminkan ketimpangan akses, status sosial, serta perjuangan
dalam meraih pendidikan.
Kata kunci: representasi, kesenjangan pendidikan, sosiologi sastra, novel