IDENTIFIKASI SPESIES KUTU PUTIH PADA TANAMAN MANGGA DI BENGKULU

Tanaman mangga (Mangifera indica L.) merupakan buah tropis yang memiliki
prospek sebagai komoditas unggulan, namun produksi tanaman sering diserang oleh
serangga kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan spesies kutu putih yang berasosiasi dengan
tanaman mangga di Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara dan Kepahiang dengan
tiga level ketinggian yang berbeda yaitu 0-200 m dpl, 200-400 m dpl dan 400- 800 m dpl.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman Universitas Bengkulu, Sampel
diambil secara purposive sampling pada periode Desember 2023 hingga April 2024.
Sebanyak 120 spesimen (60 slide mikroskopis) diidentifikasi secara morfologi dengan
menggunakan mikroskop binokuler fase kontras (LEICA DM 750). Karakteristik penting
morfologi kutu putih mengacu pada kunci identifikasi yang disusun oleh Williams (2004)
dan Zarkani et al. (2021). Perhitungan persentase serangan (keragaman) kutu putih
dilakukan secara visual berdasarkan banyaknya tanaman yang terserang hama dari sampel
yang diamati. Perhitungan tingkat serangan dilakukan dalam satu kali pengamatan di setiap
lokasi pengambilan sampel.
Hasil penelitian ini mendapatkan 8 spesies kutu putih yang menyerang tanaman
mangga di Bengkulu yaitu Dysmicoccus lepelleyi (Betrem) dengan ciri-ciri terdapat
tambahan seta serari dan Saluran tubular duct lebih besar dua kali dari pori trilocular yang
berada di sekitar dorsal lateral margin, Paraputo corbetti (Takahashi) dengan ciri-ciri
terdapat saluran tubular duct pada caput dan jumlah seta anal ring sangat banyak,
Pseudococcus cryptus Hempel dengan ciri-ciri pori multilocular berada pada segmen VI
dibagian ventral dan saluran tubular duct ada di dorsal , Pseudococcus dendrobiorum
Williams dengan ciri -ciri pori multilocular berada di ventral dan cerari C2 ada di di dekat
caput dan sama besar dengan serari anterior, Pseudococcus longispinus (Targioni Tozzetti)
Saluran tubular duct tepi margin terdapat pada kelompok 2 atau 3 dengan ukuran berbeda
biasanya 1 saluran lebih besar dari 1 atau 2 saluran lainnya dan vulva tanpa 4 kantung lateral
sklerotisasi internal, Pseudococcus philippinicus Williams dengan ciri-ciri vulva berukuran
besar dan multilocular tidak sampai di segmen 6, Rastrococcus chinensis Ferris dengan ciriciri pori-pori quinquelocular memiliki 2 tife ukuran yang berbeda atau tidak sama besar dan
Rastrococcus jabadiu Williams dengan ciri-ciri seta flagellate tidak ada di areal yang
mengapit anal ring dan pori-pori quinquelocular tipe besar terdapat di dorsum.
Spesies yang paling banyak menyerang tanaman mangga adalah R. chinensis Ferris
dengan rata-rata serangan 11% yaitu dimulai pada ketinggian 0-800 M. dpl. Sedangkan
spesies kutu putih lainnya seperti P.corbetti (Takahashi) terdapat pada ketinggian 0-200 m
dpl dengan rata-rata serangan 6% dan P. cryptus Hempel dengan rata-rata serangan 10%.
D. lepelleyi (Betrem) dengan rata-rata serangan 8% terdapat pada ketinggian 0-200 dan 400-
800 m. dpl. P. dendrobiorum Williams dengan rata-rata serangan 5%, terdapat pada
ketinggian 400-800 m dpl. P. longispinus (Targioni Tozzetti) dengan rata-rata serangan 10%
terdapat pada ketinggian 200-400 m dpl, P. philippinicus Williams dengan rata-rata serangan
9% terdapat pada ketinggian 0-200 m dpl dan R. jabadiu Williams dengan rata-rata serangan
6% ditemukan pada ketinggian 400-800 m dpl. Menurut (Sapriandi et al., 2023) menyatakan
bahwa suhu udara dapat mempengaruhi siklus hidup, kepadatan populasi, pola sebaran, dan
tingkat kerusakan yang ditimbulkan kutu putih pada tanaman mangga
(Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)