MOTIVASI THRIFTING MASYARAKAT KELAS MENENGAH DI KOTA BENGKULU

Thrifting atau pembelian barang bekas semakin populer di berbagai
kalangan, termasuk masyarakat kelas menengah. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami motivasi mereka dalam thrifting di Kota
Bengkulu. Studi ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi
dengan teknik wawancara dan observasi. Sampel dipilih menggunakan
teknik insidental sampling, dan data dianalisis melalui reduksi data,
penyajian data, serta penarikan simpulan. Penelitian ini mengacu pada
teori tindakan sosial oleh Max Weber, yang menjelaskan bahwa dalam
konteks thrifting tindakan membeli barang bekas bukan hanya didorong
oleh fungsi ekonomis, melainkan juga sebagai bentuk ekspresi nilai,
emosi, dan identitas sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
motivasi thrifting masyarakat kelas menengah terbagi menjadi dua,
yaitu motivasi hedonis dan utilitarian. Motivasi hedonik meliputi
kepuasan dalam menemukan barang unik, nilai estetika, serta ekspresi
identitas sosial. Sementara itu, motivasi utilitarian mencakup harga
lebih ekonomis dan barang berkualitas bagus. Barang thrift memiliki
nilai simbolik yang melampaui fungsi dasarnya, mencerminkan status
sosial dan preferensi gaya hidup. Kesimpulannya, meskipun thrifting
mendukung konsumsi berkelanjutan, fenomena ini tetap menjadi
bagian dari budaya konsumtif di mana nilai simbolik lebih dominan
daripada kegunaan barang. Penelitian ini diharapkan memberikan
wawasan lebih dalam tentang perilaku konsumsi masyarakat kelas
menengah serta mendorong kajian lebih lanjut mengenai tren konsumsi
di era modern.
Kata Kunci: Motivasi, Kelas Menengah, Thrifting, Kota Bengkulu.