PELANGGARAN KETERTIBAN OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) PINGGIR JALAN PASAR TRADISIONAL PANORAMA KOTA BENGKULU

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan penyebab pedagang kaki lima
tetap berjualan di trotoar dan badan jalan pasar Panorama dengan menggunakan
metode kualitatif deskriptif. Lokasi Penelitian dilakukan di pasar tradisional
Panorama Kota Bengkulu. Penentuan informan menggunakan teknik purposive
sampling (sampel purposive). Informan penelitian ini terdiri dari 8 orang yaitu 6
pedagang sebagai informan kunci dan juru parkir serta kabid pengembangan perdagangan
disperindak Kota Bengkulu sebagai informan kunci. Pengumpulan data menggunakan
teknik observasi non partisipan, wawancara menggunakan teknik semi terstruktur dan
dokumentasi. Data yang diperoleh dari lapangan dianalisis menggunakan reduksi data,
penyajian data, gambar dan narasi, kemudian penarikan kesimpulan. Penelitian ini
menggunakan teori fungsional struktural yang di kemukakan oleh Robert K Merton.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelanggaran yang dilakukan pedagang Pasar
Panorama Kota Bengkulu dengan menjadi Pedagang Kaki Lima (PKL) yaitu
dikarenakan adanya faktor lokasi yang mendukung terjadinya pelanggaran
tersebut dan mereka mendapat keuntungan selama menjadi pedagang kaki lima
(PKL) serta tidak ditemukan solusi dari pemerintah daerah yaitu Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kota Bengkulu untuk mengatasi permasalah
pedagang yang masih melanggar di pasar tradisional panorama dan belumnya ada
sanksi tegas yang memberikan efek jera untuk para pedagang, kemudian Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kota Bengkulu masih terus berupaya untuk mengatasi
pelanggaran yang dilakukan pedagang kaki lima (PKL) di pasar tradisional Kota
Bengkulu namun masih belum menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi
permasalahan pedagang di pasar tradisional panorama kota Bengkulu karena masih ada
pedagang yang melanggar dengan tetap berdagang di area lingkungan luar pasar
panorama Kota Bengkulu dengan kata lain belum efesiensi nya peraturan daerah yang
ada.
Kata Kunci : Pelanggaran Ketertiban, Pedagang Kaki Lima, Pasar Tradisional