RESILIENSI SINGLE MOTHER PASCA CERAI MATI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN PERAN KELUARGA DI KOTA BENGKULU

Cerai mati merupakan kondisi di mana seorang perempuan kehilangan pasangan
hidupnya karena kematian, yang secara langsung mengharuskan dirinya untuk
mengambil alih peran ganda dalam keluarga. Dalam menghadapi tanggung jawab
ini, resiliensi menjadi faktor penting yang memungkinkan mereka bertahan dan
beradaptasi secara positif terhadap tekanan emosional, sosial, dan ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resiliensi single mother pasca cerai mati
dalam menghadapi perubahan peran keluarga. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik penentuan informan melalui
Purposive Sampling. Melibatkan 13 orang Informan yang terdiri dari lima orang
single mother dan delapan orang keluarga serta masyarakat disekitar lingkungan
single mother yang berdomisili di Keluarahan Sawah Lebar Baru. Data
dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa resiliensi single mother pasca cerai mati terbentuk
melalui proses adaptasi yang kompleks. kelima informan menunjukkan tingkat
resiliensi yang baik, mereka memiliki kemampuan atau daya lenting untuk
bangkit kembali dari pengalaman sulit, seperti kesedihan mendalam akibat
kehilangan pasangan karena kematian. Resiliensi yang dimaksud tidak hanya
mencakup aspek ketahanan emosional, tetapi juga bagaimana para single mother
tersebut mampu menahan dorongan negatif, merespons secara positif terhadap
masalah, tekanan atau trauma dalam kehidupan sehari-hari seperti, mampu
mengidentifikasi akar persoalan, mencari solusi, memiliki harapan-harapan baik,
percaya akan kemampuan diri dan usaha aktif untuk bangkit serta membuka diri.
Dalam hal ini, didukung karena besarnya dukungan sosial yang diperoleh
informan dari lingkungan sekitar (keluarga, teman, tetangga) serta situasi ekonomi
yang relatif stabil bagi sebagian informan.
Kata kunci: resiliensi, single mother, cerai mati, perubahan peran keluarga.