RESILlENSI COSPLAYER ANIME BENGKULU DALAM MENGHADAPI BULLYING VERBAL MELALUI KONSEP DIRI

Cosplay merupakan bentuk seni pertunjukan yang semakin diminati, terutama di
kalangan remaja, sebagai media ekspresi diri melalui peran karakter dari anime,
manga, hingga film. Di Bengkulu, komunitas BeCosplay hadir sebagai wadah bagi
para cosplayer untuk mengembangkan kreativitas serta membentuk ruang sosial
yang inklusif. Namun, di balik sisi positifnya, para cosplayer kerap menghadapi
tantangan berupa bullying verbal, seperti ejekan, hinaan, dan kritik negatif yang
menyasar fisik, ekspresi, hingga pemilihan karakter. Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui resiliensi yang ditunjukkan oleh cosplayer anime Bengkulu
dalam menghadapi bullying verbal melalui konsep diri. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi dan paradigma
konstruktivisme. Data diperoleh melalui observasi, wawancara tidak terstruktur,
dan dokumentasi dengan enam informan yang dipilih melalui teknik snowball
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bullying verbal berdampak pada
aspek fisik, emosional, dan sosialnya yang mempengaruhi konsep diri para
cosplayer. Namun melalui refleksi diri dan dukungan dari significant other seperti
keluarga, sesama cosplayer, dan komunitas yang memiliki peran penting dalam
kehidupan mereka, para informan mampu membangun resiliensi yang kuat. Konsep
diri yang kuat baik dalam citra diri maupun harga diri berperan penting dalam
menguatkan ketahanan mereka. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam
memahami resiliensi cosplayer serta menyoroti pentingnya peran significant other
seperti keluarga, sesama cosplayer, dan komunitas sebagai ruang suportif dalam
membantu mereka menghadapi bullying verbal.
Kata Kunci : Resiliensi, Cosplayer Anime, Bullying Verbal, Konsep Diri