DINAMIKA KOMUNIKASI KELUARGA SUKU LEMBAK DALAM MENJAGA NILAI-NILAI BUDAYA DI TENGAH ARUS MODERNISASI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana keluarga Suku Lembak
berkomunikasi dalam menjaga nilai-nilai budaya mereka di tengah modernisasi.
Teori yang digunakan adalah Teori Interaksi Simbolik, yang mencakup konsep
mind, self dan society. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Informan dipilih menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian dari lima keluarga Suku Lembak menunjukkan bahwa keluarga
memiliki peran penting sebagai penjaga budaya melalui fungsi-fungsi utama seperti
sosial budaya, kasih sayang, pendidikan, dan perlindungan. Nilai-nilai budaya
tersebut diwariskan lewat komunikasi sehari-hari yang bermakna, salah satunya
melalui penggunaan sapaan khas seperti ‘dang’, ‘donga’, dan ‘docik’ yang menjadi
simbol identitas Lembak. Berdasarkan teori Interaksionisme Simbolik dari George
Herbert Mead, konsep mind tampak ketika anak-anak memahami makna simbol
budaya melalui interaksi dengan keluarga. Konsep self muncul saat anak
membentuk identitas diri antara nilai keluarga (me) dan pengaruh sosial luar (I).
Sedangkan society menegaskan bahwa keberlangsungan budaya bergantung pada
peran masyarakat sekitar dalam menghargai simbol-simbol tersebut. Penelitian ini
juga menemukan bahwa tiap keluarga memiliki cara yang berbeda dalam
menghadapi perubahan zaman. Ada yang tetap teguh menjaga tradisi, namun ada
pula yang mulai beradaptasi dengan lingkungan luar. Hal ini menciptakan dinamika
di mana sebagian nilai tetap dijaga, namun ada pula yang bergeser. Temuan ini
menunjukkan bahwa budaya bersifat dinamis, dan komunikasi dalam keluarga
menjadi kunci utama dalam mempertahankan nilai-nilai budaya di tengah
perubahan zaman.
Kata Kunci: Komunikasi Keluarga, Budaya Lokal, Suku Lembak,
Interaksi Simbolik