PENGARUH PEMBERIAN SAKURA BLOK PLUS YANG MENGANDUNG SOLID TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING (BK) DAN BAHAN ORGANIK (BO) SAPI POTONG YANG DIBERI PAKAN RUMPUT ALAM

Industri kelapa sawit disamping menghasilkan produk utama berupa minyak, juga
berpotensi menghasilkan hasil samping yang cukup besar yang dapat dimanfaatkan
menjadi pakan ruminansia. Lumpur sawit atau solid merupakan limbah yang dapat
dimanfaatkan oleh peternak karena solid dapat dikonsumsi oleh ternak sapi dan memiliki
kandungan nutrisi yang cukup baik. Pakan suplemen berupa Sakura Blok Plus yang
mengadung solid merupakan pakan suplemen yang memiliki kandungan nutrisi yang
dibutuhkan oleh ternak. Sakura Blok Plus terbuat dari bahan penyusun antara lain gula
merah, dedak padi, solid, bungkil sawit, tepung cacing tanah, sagu, urea, garam, TSP,
mineral mix, top mix dan air, dimana pada komposisi bahan penyusun tersebut terdapat
kandungan gizi berupa protein, energi dan mineral yang dibutuhkan oleh ternak. Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi Sakura Blok Plus dengan
penambahan solid terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik sapi potong yang
diberi pakan rumput alam. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Bujur Sangkar
Latin (RBSL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 periode sebagai ulangan. Setiap periode
dilakukan selama 15 hari dan pada 5 hari terakhir merupakan masa koleksi berupa data
konsumsi pakan, sisa pakan, dan produksi feses. Pada setiap perlakuan P1 (dedak 16,5% +
lumpur sawit 5,5%), P2 (dedak 11% + lumpur sawit 11%), P3 (dedak 5,5% + lumpur
sawit 16,5%), P4 (lumpur sawit 22%). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam
(ANOVA), hasil yang berpengaruh nyata (P<0,05) dilakukan uji lanjut menggunakan
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) untuk melihat perbedaan antar perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan serta penambahan level lumpur
sawit (solid) di setiap perlakuan sebagai bahan tambahan dalam komposisi Sakura Blok
Plus tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kecernaan bahan kering maupun bahan
organik. Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggantian dedak padi dengan
solid sebanyak 22% ini belum mampu meningkatkan kecernaan bahan kering maupun
bahan organik pada sapi potong.
(Program Studi Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu,
2024).