PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT MENGANDUNG AMPAS SAGU AREN FERMENTASI TERHADAP TINGKAT KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PADA SAPI PERAH FH (Friesien Holstein) LAKTASI

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecernaan protein kasar dan serat kasar
konsentrat yang mengandung ampas sagu aren fermentasi pada sapi perah FH laktasi.
Penelitian ini dilaksanakan selama 50 hari yaitu pada tanggal 08 Mei 2023 hingga 26 Juni
2023 di Desa Sukasari, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang. Penelitian ini
mengaplikasikan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL). Pengambilan data
menggunakan empat perlakuan pada empat ekor sapi perah FH laktasi selama empat
periode (10 hari/periode) ditambah 10 hari awal sebagai masa pendahuluan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0.01)
terhadap konsumsi protein kasar pada sapi perah laktasi. Hasil uji lanjut menunjukkan
bahwa KA1 (1,63 kg/ekor/hari) merupakan konsumsi harian terbanyak dibandingkan
konsumsi perlakuan yang lain. Rataan konsumsi protein kasar berkisar antara 1,59-1,63
kg/ekor/hari. Perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kecernaan protein kasar ransum.
Kecernaan protein kasar terbaik terdapat pada perlakuan KA1 (80,25%) dan terendah pada
perlakuan KA2 (79,37%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh
sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi serat kasar pada sapi perah laktasi. Hasil uji
lanjut menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan konsentrat mengandung ampas
sagu aren fermentasi pada level pemberian 10% (KA1) nyata meningkatkan konsumsi serat
kasar. Konsumsi serat kasar pada masing-masing perlakuan yaitu KA0 (1,62 kg/ekor/hari),
KA1 (1,65 kg/ekor/hari), KA2 (1,57 kg/ekor/hari), dan KA3 (1,59 kg/ekor/hari). Perlakuan
tidak berpengaruh nyata terhadap kecernaan serat kasar ransum. Rataan kecernaan serat
kasar masing masing perlakuan yaitu KA0 (54,98%), KA1 (52,48%), KA2 (47,59%) dan
KA3 (56,85%).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum dengan
menambahkan ampas sagu aren fermentasi (ASAF) hingga taraf pemberian pada level
10% mampu meningkatkan konsumsi PK dan SK serta dapat mempertahankan kecernaan
protein kasar dan serat kasar ransum.
(Program Studi Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Bengkulu 2024)