ANALISIS DEBIT PUNCAK PADA SUB-DAS MUSI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN (Studi Kasus Bagian Desa Sungai Pinang Kecamatan Muara Lakitan)

Banjir didefiniskan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air
yang melebihi kapasitas pembuangan air disuatu wilayah dan menimbulkan
kerugian fisik, sosil dan ekonomi. Debit air adalah komponen yang penting
dalam pengelolaan suatu DAS. Dengan meningkatnya curah hujan pada Sub�DAS Musi maka besaran debit air akan mengalami perubahan begitu juga
dengan tingkat kelajuannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
debit puncak akibat intensitas curah hujan di Sub-DAS Musi dan mengetahui
titik daerah yang berpotensi banjir. Penelitian ini menggunakan pendekan
metode Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Gama I dan Hidrograf Satuan Sintetis
(HSS) Nakayasu. Hasil penelitian ini menunjukkan besar debit kala ulang
rencana 2 tahun sebesar 1914,67 m
3
/detik, kala ulang 5 tahun sebesar 3620,43
m
3
/detik, kala ulang 10 tahun sebesar 5278,09 m
3
/detik, kala ulang 25 tahun
sebesar 8179,86 m
3
/detik, kala ulang 50 tahun sebesar 11095,12 m
3
/detik, kala
ulang 100 tahun sebesar 14821,55 m
3
/detik, kala ulang 200 tahun sebesar 19594
m
3
/detik. Untuk metode Nakayasu adalah kala ulang 2 tahun sebesar 1110,67
m
3
/detik, kala ulang 5 tahun sebesar 2191,74 m
3
/detik, kala ulang 10 tahun
sebesar 3242,32 m
3
/detik, kala ulang 25 tahun sebesar 5081,40 m
3
/detik, kala
ulang 50 tahun sebesar 6929,02 m
3
/detik, kala ulang 100 tahun sebesar 9290,75
m
3
/detik, kala ulang 200 tahun sebesar 12315,446 m3
/detik. Berdasarkan
analisis perhitungan HSS Gama I dan HSS Nakayasu di atas, dapat disimpulkan
bahwa perolehan nilai debit puncak HSS Gama I yang lebih besar dibandingkan
dengan nilai debit puncak HSS Nakayasu.
Kata Kunci : Debit Puncak, Hidrograf Satuan Sintetik Gama I, Hidrograf
Satuan Sintetik Nakayasu, Sub-DAS Musi.