Wichaksono, H. Arif and Sulistya, Wardaya and Heni, Nopianti (2024) PARTISIPASI MASYARAKAT SUKU REJANG DALAM MELESTARIKAN SENI REOG PONOROGO DI DUSUN III AIR SOLOK DESA SAMBAN JAYA KECAMATAN BATIK NAU KABUPATEN BENGKULU UTARA. Other thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
arif reog 6 yes-compressed - Arif Wichaksono.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (1MB)
Abstract
Masyarakat suku rejang ikut berpartisipasi dalam melestarikan seni Reog
Ponorogo di Desa Samban Jaya, Kecamatan Batik Nau, Kabupaten Bengkulu
Utara, Provinsi Bengkulu yakni sebagai berikut: seni Reog Ponorogo
merupakan kesenian yang berasal dari suku Jawa yang terdapat di berbagai
daerah di Indonesia salah satunya terdapat di Desa Samban Jaya. Reog
Ponorogo ini dibawa oleh transmigran asal suku Jawa ke Desa Samban Jaya.
Kesenian ini memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri dalam pertunjukannya
yaitu dengan adanya tarian dadak merak raksasa berkepala Singo Barong berat
60 kg dan diiringi patih Bujang ganong serta prajurit berkuda yang merupakan
pertunjukan inti dari kesenian ini. Terdapat kelompok seni Reog Ponorogo
Singo Umbaran di Desa Samban Jaya yang memiliki anggota suku Rejang dan
juga suku Jawa.
Alasan masyarakat suku Rejang tertarik dengan kesenian ini dikarenakan
kesenian ini menarik perhatian mereka mulai dari alat musik yang masih
menggunakan alat musik tradisional gamelan, kostum penari yang unik
dengan ciri khas kostum prajurit kerajaan, terdapat atraksi seni topeng raksasa
dadak merak Singo Barong yanng beratnya mencapai 60 kg di mainkan dengan
satu orang. Kesenian ini juga memberikan kesan hiburan bagi masyarakat suku
Rejang dimana mereka merasa terhibur dengan menyaksikan pertunjukan seni
Reog Ponorogo, pertunjukan ini juga memberikan kesan magis yaitu tarian
topeng raksasa dadak merak Singo Barong berat 60 kg. Keunikan lainnya ialah
terdapat tarian patih bujang Ganong dan perajurit berkuda yang mengiringi
Singo Barong, Reog Ponorogo ini para pemain anggota kelompok tersebut
melakukan tahapan persiapan seperti menyiapkan alat musik yang akan
digunakan, kostum yang akan dipakai serta barang-barang lainnya. kemudian
tahap kedua yakni tahap pertunjukan inti dimana pada tahap ini para anggota
xvi
ataupun pemain melangsungkan pertunjukan sedemikian rupa untuk menghibur
para penonton dengan bermain alat musik, dan menari tarian khas.
Terdapat alasan menarik juga mengenai ketertarikan masyarakat suku
Rejang terhadap seni Reog Ponorogo yakni: (1) keunikan seni Reog Ponorogo
yakni: alat musik tradisional gamelan, gong, kendang, terompet, angklung,
saron, ketipung yang digunakan dalam mengiringi pertunjukan, kostum penari
yang memiliki corak dan rompi yang khas, penggunaan aksesoris seperti
gelang, penari yang juga menggunakan riasan untuk penari prajurit berkuda,
serta pertunjukan Reog Ponorogo dadak merak Singo Barong dan patih Bujang
Ganong ini memberikan kesan menghibur bagi para penonton. Ketertarikan
terhadap seni Reog Ponorogo memiliki nilai filosofi dan makna adiluhung.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HM Sociology |
Divisions: | Faculty of Social & Politics Science > Department of Sociology |
Depositing User: | 58 darti daryanti |
Date Deposited: | 14 Oct 2025 03:23 |
Last Modified: | 14 Oct 2025 03:23 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/29288 |