STRATEGI PENGAMEN BERKOSTUM BADUT DI JALANAN KOTA BENGKULU

Penelitian strategi pengamen berkostum badut di jalanan Kota Bengkulu
bertujuan untuk mendeskripsikan strategi yang dilakukan oleh pengamen berkostum
badut di jalanan Kota Bengkulu. Lokasi penelitian berada di persimpangan lampu merah
yang ada di Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi non-partisipatif, wawancara semi-
struktur dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori Fungsionalisme Struktural

oleh Talcot Parson dengan skema AGIL. Hasil yang didapat dalam penelitian ini
menjelaskan strategi yang digunakan oleh pengamen yang memakai kostum badut di
jalanan Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil penelitian terdapat dua strategi yang
digunakan oleh pengamen, diantaranya: 1) alasan memilih menjadi pengamen
berkostum badut, yaitu : pengamen badut merupakan pekerjaan yang menghibur tidak
sekedar minta-minta, kemudian menggunakan kostum badut sebagai pengamen dapat
menutupi wajah, dan dapat menarik perhatian anak-anak. 2) menentukan target sasaran,
seperti pengguna jalan yang membawa anak kecil, pengguna jalan yang membawa mobil
dengan membuka kacanya, dan anak muda yang suka bernyanyi. 3) hal yang dilakukan
oleh pengamen badut yaitu melkaukan gerakan-gerakan yang dapat menarik perhatian
pengguna jalan yang menjadi targetnya seperti berjoget-joget dan melambaikan tangan,
mencolek dan mengajak bermain anak-anak dari pengguna jalan, dan mengetuk kaca
mobil. 4) memperhitungkan dan membandingkan pendapatannya sebagai pengamen
badut dengan pengamen konvensional, bahwa menjadi pengamen badut tidak perlu
membagi penghasilannya dengan pengadah/bos, dan juga tidak akan mengalami tekanan
atau paksaan dalam bekerja.

Kata Kunci: Badut, Pengamen, Strategi