REGENERASI PENGURUS KELUARGA KERUKUNAN TABUT BENCOOLEN (KKT) DALAM UPAYA PELESTARIAN BUDAYA TABUT BENGKULU

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsiksikanregenerasi Keluarga Kerukunan
Tabut Bencoolen. Penelitian ini,menggunakan teori struktural fungsional dari
paradigma fakta sosial. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif
deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi untuk menghasilkan data berupa informasi deskriptif tentang
fenomena yang diamati yaitu berupa ketidak berlangsungannya regenerasi . Hasil
penelitian menunjukkan bahwa regenerasi pengurus Keluarga Kerukunan Tabut
Bencoolen terjadi dikarenkan tidak adanya program serta adanya kesalah
pahaman dan adanya oknum yang ingin memanfaatkan, Oleh karena itu tidak
terlepas dari proses-proses sosial yang terjadi di dalam organisasi. Untuk bisa
terlibat dan mempunyai peranan dalam proses regenerasi perlu melakukan
program kaderiasi. Maka diperlukan regenerasi agar yang selama ini menjadi
organiasi mengayomi dan menjadi pelaksana Tabut Bengkulu tetap ada. yang
terjadi di dalam internal Keluarga Kerukunan Tabut yaitu sebagai berikut: (a)
adanya kesalah pahaman antara generasi muda dan tua (b) adanya upaya
pengambilan kekuasaan (c) adanya oknum yang mencari keuntungan. Faktor yang
mendukung yaitu: a).adanya tuntutan regenerasi, waktu menjabat pengurus yang
cukup lama, dan upaya untuk tetap melestarikan Tabut b). tidak adanya
kepercayaan generasi muda kepada generasi muda, tidak adanya program
kaderisasi dan masih ada oknum yang mencari keuntungan.
Kata kunci: Regenerasi, Pengurus , KKT Bencoolen.