RESPON MASYARAKAT DESA PADANG PELAWI TERHADAP UPAYA PENGELOLAAN LIMBAH PABRIK KARET PTPN VII UNIT PADANG PELAWI PROVINSI BENGKULU

PTPN VII (Persero) Unit Padang Pelawi merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang menghasilkan produk SIR (standard Indonesian rubber) 20 dengan
kapasitas 40 ton karet kering per hari serta setiap bulan mencapai 1.200 ton dan setiap
tahunnya sebesar 13.600 ton. Permintaan produk SIR (Standar Indonesia Rubber) dalam
negeri dan peningkatan nilai ekspor karet dalam dasawarsa ini semakin mendorong
agroindustri karet terus meningkatkan produksi bokar SIR, namun realitas dipabrik
cenderung menunjukkan dampak negatif terhadap lingkungan. Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara peneliti dengan asisten pengolahan PTPN & Unit Padang Pelawi didapatkan
bahwa penyaluran CSR di alokasikan dalam kegiatan pengelolaan lingkungan dapat
dikatakan masih sangat kurang, kegiatan CSR selama ini meliputi bantuan kegiatan
keagamaan, bantuan fasilitas olahraga/GOR dan kegiatan kemasyarakatan.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis sistem pengelolaan limbah padat, cair dan
gas serta enganalisis respon masyarakat Dusun Implasment 01-04-05 Desa Padang Pelawi
terhadap Pengelolaan Limbah Padat, Cair dan Gas di PTPN VII Unit Padang Pelawi. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu jenis penelitian yang menjelaskan atau
menggambarkan presepsi masyarakat terhadap pengelolaan limbah padat, cair dan gas di
Desa Padang Pelawi. Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode survei. Data
yang didapatkan di analisis statistik deskriptif dengan menggunakan pengelompokan,
penyederhanaan, serta penyajian data seperti tabel distribusi frekuensi.
Pengolahan limbah cair di PTPN 7 Unit Padang Pelawi menggunakan sistem IPAL
yang baik dengan kualitas limbah telah memenuhi syarat. Penanganan limbah gas dilakukan
setiap tahun melakukan pengujian emisi gas buang berdasarkan kualitas udara, kebauan,
kebisingan, dan getaran. Limbah padat berupa bongkahan karet berukuran besar akan dikutip
dan diolah kembali sedangkan limbah seperti tatal, remahan olahan karet dari pengolahan
basah dan kering yang berukuran kecil di jadikan sebagai pupuk organik, pengganti pasir
pada beton, asap cair. Respon masyarakat terhadap pengelolaan limbah padat berada pada
kategori “baik” dengan dengan total penilaian 1.028, pengelolaan limbah cair berada pada
kategori “baik” dengan total penilaian 1.039, pengelolaan limbah gas berada pada kategori
“baik” dengan total penilaian 1.039.
(Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Bengkulu, 2024)