PERBANDINGAN SIFAT KELISTRIKAN DAN DAYA TAHAN PADA BIO-BATERAI DARI KULIT PEPAYA DAN KULIT SINGKONG

Krisis energi global mendorong pengembangan teknologi bio-baterai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat kelistrikan dan daya tahan bio�baterai dengan variasi waktu fermentasi terhadap kelistrikan bio-baterai kulit
pepaya dan kulit singkong. Parameter pengujian yang dilakukan adalah arus,
tegangan, dan daya listrik. Kulit pepaya dan kulit singkong melalui proses variasi
waktu fermentasi yang berbeda (0, 2, dan 4 hari) dan pada pembuatan bio-baterai
menggunakan cangkang baterai 1,5 V. Hasil penelitian ini menunjukkan kulit
pepaya dan kulit singkong memiliki nilai yang baik, namun pada kedua bahan bio�baterai ini, kulit singkong memiliki nilai tegangan yang lebih tinggi 1,6 V
dibandingkan kulit pepaya menghasilkan nilai 1,57 V, pada nilai arus kulit singkong
0,067 mA sedangkan pada kulit pepaya nilai arus sebesar 0,067 mA. Daya listrik
kulit singkong menghasilkan nilai 0,43W dan daya listrik kulit pepaya sebesar
0,33W. Penelitian ini memberikan kontribusi baik karena kulit singkong tidak
hanya efektif sebagai bahan bio-baterai, tetapi juga lebih unggul dibandingkan kulit
pepaya, dalam pengembangan bio-baterai yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan, serta menunjukkan potensi kulit singkong sebagai bahan yang lebih
efektif dalam menghasilkan energi listrik. Hasil ini juga menunjukkan bahwa waktu
fermentasi memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja bio-baterai,
sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan efisiensi dan daya
tahan bio-baterai ini. Dengan demikian, teknologi bio-baterai dapat menjadi
alternatif yang lebih baik dalam mengatasi krisis energi global dan meningkatkan
keseimbangan ekolog