SENTIMEN INVESTOR, KETAKUTAN, GONCANGAN BUDAYA, DAN PERILAKU HERDING INVESTOR DI PASAR SAHAM BERKEMBANG

Marietza, Fenny and Ridwan, Nurazi and Fitri, Santi and Saiful, Saiful (2023) SENTIMEN INVESTOR, KETAKUTAN, GONCANGAN BUDAYA, DAN PERILAKU HERDING INVESTOR DI PASAR SAHAM BERKEMBANG. Doctoral thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
COVER DISERTASI 2023 PDF 2 - FENNY.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (5MB)

Abstract

Perilaku herding digambarkan sebagai keadaan dimana investor mengabaikan
keyakinan mereka dan mengikuti perilaku investor-investor lainnya atau pergerakan di
pasar modal (Bikhcandani, 2001; Hwang & Salmon, 2004a). Sehingga, herding dicirikan
sebagai perilaku sekelompok investor yang berdagang dalam arah yang sama dan
berkelanjutan (Nofsinger & Sias, 1999). Investor yang berada dalam tekanan dan stress,
ketidakpastian, kecemasan akan membuat kepurusan secara irrasional dan cenderung
mengikuti kosensus pasar. Ketidakpastian dan kecemasan bisa disebabkan oleh beberapa
hal seperti: krisis keuangan global, krisis mata uang asing, dan krisis penyakit menular.
Beberapa penelitian terdahulu mengenai perilaku herding di pasar saham berhasil
membuktikan bahwa pada masa krisis investor cenderung melakukan perilaku herding.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya perilaku herding dibursa
saham berkembang dunia, membuktikan apakah sentimen investor dapat mempengaruhi
perilaku herding, membuktikan peran moderasi dari ketakutan dan goncangan budaya yang
dapat memperkuat sentimen investor terhadap perilaku herding. Penelitian ini
memfokuskan pada pengukuran perilaku herding selama masa pandemi covid 19 pada
pasar saham berkembang dunia. Selain itu, penelitian ini ingin membuktikan, apakah
sentimen investor dapat mempengaruhi perilaku herding di pasar saham. Lebih lanjut,
penelitian ini ingin membuktikan peran dari ketakutan dan goncangan budaya selama
pandemi covid 19 yang dapat memperlemah ataupun memperkuat peran sentimen investor
terhadap terjadinya perilaku herding.
Model yang digunakan dalam pengukuran perilaku herding adalah model dari
Chang et al (2000) yang diduga menjadi model terbaik selain dari model Huang (1995)
dalam mengestimasi perilaku herding di pasar. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan
sensitivitas analisis dalam dua cara. (1) mengukur kembali perilaku herding dengan
menggunakan model dari Huang (1995) untuk memastikan hasil penelitian ini memiliki
konsistensi dengan pengukuran lainnya. (2) mengukur perilaku herding dengan
menggunakan regresi rolling window, dengan melakukan regresi per 50 hari observasi.
Sampel penelitian ini menggunakan 26 negara yang termasuk dalam pasar berkembang.
observasi penelitian ini adalah sebanyak 10.192 observasi. Pengolahan data dengan
menggunakan alat statistik Eviews, untuk 18 model penelitian.
Hasil penelitian membuktikan bahwa perilaku herding tidak terjadi pada pasar
saham berkembang, investor lebih cenderung melakukan perilaku anti herding sepanjang
pandemic covid 19. Sentimen terbukti dapat mempengaruhi perilaku herding. Peran
ketakutan yang diukur dengan indeks stringency dan indeks ketakutan global (indeks GFI)
terbukti dapat memperkuat sentimen investor terhadap perilaku herding. Lebih lanjut peran
ix
goncangan budaya yang diproksikan dengan tiga fase goncangan budaya yaitu fase awal
pandemic (honeymoon), fase lockdown dan fase new normal. Hasil membuktikan bahwa
goncangan budaya pada fase honeymoon terbukti paling memperkuat sentimen investor
terhadap perilaku herding. Novelty penelitian ini terbukti dapat memberikan kebaharuan
riset mengenai perilaku herding yang ditinjau dari aspek emosi dan aspek psikologis sosial.
Analisis sensitivitas dengan menggunakan CSSD sebagai alat ukur lain untuk
perilaku herding membuktikan bahwa investor di pasar saham negara berkembang
melakukan perilaku anti-herding. Sentimen investor terbukti tidak mempengaruhi perilaku
herding namun lebih pada perilaku anti herding. Peran ketakutan memperkuat sentimen
investor untuk melakukan anti herding dan goncangan budaya juga terbukti memperkuat
sentimen investor dan menurunkan perilaku herding. Berbeda halnya dengan hasil regresi
rolling window membuktikan bahwa di setiap negara, perilaku herding terjadi selama
situasi pandemi covid dalam jangka waktu yang relatif singkat. Sentimen investor terbukti
dapat memperkuat perilaku anti herding di bursa saham. Ketakutan dan goncangan budaya
terbukti dapat memperkuat sentimen investor di pasar saham untuk melakukan perilaku
herding.
Penelitian ini memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengembangkan riset
perilaku finansial dan investor dalam memahami perilaku investor di masa pandemi Covid-
19. Sentimen investor terhadap kemungkinan penurunan kinerja pasar modal menimbulkan
perilaku irasional (herding). Selain itu, guncangan budaya terhadap kebiasaan baru selama
pandemi juga dapat memperkuat sentimen investor dan menyebabkan perilaku herding
penelitian di masa depan. Studi berikut dapat mempertimbangkan indikator pengukuran
perilaku herding dan menggunakan menambahkan indikator lain paduntuk hasil yang lebih
baik dan sampel dari pasar saham maju.
Keywords: Herding Behavior, Investor’s Sentiment, Fear, Culture Shock.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Postgraduate Program > Doctor Economics
Depositing User: 56 nanik rahmawati
Date Deposited: 16 Oct 2025 03:56
Last Modified: 16 Oct 2025 03:56
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/29552

Actions (login required)

View Item
View Item

slot gacor terbaik

slot gacor terpercaya

Situs Resmi Bisawd

slot gacor 4d

Slot Terpercaya

Slot Gacor bet 200