Antoni, Herwan and Lizar, Alfansi and Fahrudin, JS Pareke and Slamet, Widodo (2023) PERAN SATGAS DALAM PENANGANAN PANDEMI COVID 19 DENGAN MODEL PENTA HELIX DI PROVINSI BENGKULU. Doctoral thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/archive.png)
Disertasi Herwan Antoni - Doktor Ilmu Manajemen Universitas Bengkulu.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (4MB)
Abstract
Kejadian Corona Virus Disease (Covid-19) telah diputuskan oleh WHO
sebagai pandemi karena melanda berbagai negara di seluruh dunia dan tidak dapat
ditangani seperti keadaan penyebaran penyakit biasa. Dalam Undang-undang
penanggulangan bencana Nomor 24 Tahun 2007, kondisi ini dikatagorikan
sebagai bencana non alam yang diakibatkan oleh peristiwa non alam antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik dan wabah penyakit (BNPB,
2020). Perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia dimulai sejak
ditemukannya kasus pertama pada bulan Maret 2020 dengan ditetapkan keputusan
Presiden Nomor 11 tahun 2020 sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat dan
keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2020 penetapan bencana non alam
penyebaran Covid- 19 sebagai bencana nasional mengingat penyebaran Covid-19
bersifat luar biasa yang ditandai dengan jumlah kasus dan atau jumlah kematian
telah meningkat, meluas lintas negara, lintas wilayah dan berdampak pada aspek
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan serta kesejahteraan
masyarakat.
Penanganan Covid-19 tidak dapat ditangani oleh satu pihak atau lembaga
saja, tetapi membutuhkan kerjasama banyak pihak. Struktur organisasi
penanganan Covid-19 dibentuk Satgas terpusat mulai dari tingkat nasional,
provinsi dan kabupaten/kota bahkan pada beberapa daerah terbentuk satuan tugas
hingga tingkat masyarakat (RW/RT) yang bertugas mengatasi dan menangani
Covid-19. Kerjasama multi pihak dalam struktur yang berjenjang seperti dalam
Satgas Covid-19, memiliki kompleksitas tersendiri, terlebih pada tahap
implementasi setiap daerah diberikan kebebasan untuk berinovasi. Model
kerjasama multi pihak ini sejalan dengan konsep penta helix dan teori Mitzberg
peran manejerial terdiri dari peran interpersonal (interpersonal roles), peran
penyedia informasi (informational roles) dan peran pengambilan keputusan
(decitional roles).
Desain penelitian ini adalah kualitatif verifikatif dengan pendekatan
eksperimental melalui observasi langsung (Bungin,2011) dan dilengkapi
triangulasi sumber data, peneliti dan teori. Analisis penelitian ini dengan
Strategic Impact and Assumption Indentification Method (SIAM) (Abonyi,1982).
Identifikasi asumsi kritis dan utama adalah output dari SIAM.
Hasil penelitian ini menunjukkan peran interpersonal dari stakeholder
yang berada dalam Satgas Penanganan pandemi Covid-19 yang paling menonjol
adalah sebagai figurehead atau perwakilan dari institusi dan liason atau perantara.
Kelompok-kelompok yang memiliki peran ini didominasi oleh perwakilan dari
pemerintah, termasuk TNI, POLRI, media dan organisasi kemasyarakatan. Peran
viii
sebagai figurehead memiliki posisi penting dalam sebuah model kerjasama,
sehingga penting untuk dipertahankan dan ditingkan kualitas kinerjanya. Leader
yang bekerja di tingkat internal perlu ditingkatkan peran interpersonalnya
sehingga lebih signifikan kontribusinya pada capaian program.
Peran penyedia informasi dalam Satgas lebih menonjol sebagai
spokesperson atau juru bicara yang dilakukan oleh kelompok yang berperan
sebagai liason atau penghubung, monitoring menjadi peran figurehead atau
perwakilan sementara leader atau pemimpin hanya menjadi disseminator atau
penyampai informasi untuk kelompok internalnya. Ketiga peran ini dapat
dikategorikan penting sesuai dengan porsi tugasnya, sehingga perlu tetap ada
dalam skema kolaborasi.
Peran sebagai pengambilan keputusan dengan kategori entrepreneur atau
wirausaha dan disturbance handler atau penanganan gangguan didominasi oleh
para figurehead atau pengganti. Perwakilan dengan peran liason atau penghubung
berperan sebagai negosiator, sementara leader atau pemimpin tidak memiliki
peran pengambilan keputusan. Seluruh peran ini dapat berjalan dengan bantuan
dari support staff yang umumnya berada di street level bureaucracy atau petugas
lapangan.
Model kerjasama penta helix yang terbangun dalam Satgas Penanganan
Covid-19 di Provinsi Bengkulu terdapat unsur dunia usaha yang tidak berada
dalam stuktur namun memiliki peran yang sangat penting sebagai figurehead,
disseminator dan entrepreneur.
Kata Kunci : Satgas Covid, Penanganan Covid-19, Model Penta Helix
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Postgraduate Program > Doctor Economics |
Depositing User: | 56 nanik rahmawati |
Date Deposited: | 16 Oct 2025 03:58 |
Last Modified: | 16 Oct 2025 03:59 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/29555 |