PEMODELAN NIAT ADOPSI FINTECH DENGAN LITERASI KEUANGAN SEBAGAI FAKTOR MODERASI

Histori S., Oktafian and Ridwan, Nurazi and Fitri, Santi and Rini, Indriani (2023) PEMODELAN NIAT ADOPSI FINTECH DENGAN LITERASI KEUANGAN SEBAGAI FAKTOR MODERASI. Doctoral thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
DISERTASI OKTAFIAN HISTORI S_compressed - Oktafian Histori.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (5MB)

Abstract

Literasi keuangan menjadi faktor yang sangat penting bagi setiap individu dalam
menghadapi masa krisis dan pandemi, khususnya pandemi covid-19. Seseorang
yang memiliki literasi keuangan yang baik, dapat mengelola keuangannya dari
sudut pandang yang berbeda dan dapat memiliki pengendalian atas keadaan
keuangannya. Perkembangan pesat dalam teknologi keuangan (fintech) menyoroti
kebutuhan untuk meningkatkan literasi keuangan dalam menggunakan produk dan
layanan keuangan yang inovatif. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang telah tumbuh berkembang dengan pesat, membuat perusahaan
fintech mampu menyediakan layanan melalui platform berbasis internet dan
seluler.
Fokus industri jasa keuangan saat ini pada perspektif konsumen untuk berhasil
mengembangkan dan memperkenalkan teknologi inovatif dalam memenuhi
kebutuhan dan tuntutan keuangan pengguna. Bank Indonesia menyatakan bahwa
layanan fintech memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi
risiko, dan berkontribusi pada pertumbuhan inklusif. Ada beberapa segmen utama
konsumen fintech Indonesia yang masing-masing dengan literasi, nilai dan
pandangan keuangan yang berbeda. Dengan memahami manfaat, kepercayaan,
risiko dan pengaruh sosial yang selaras dengan masing-masing segmen ini,
perusahaan fintech dapat membangun profil yang mendalam untuk
menggambarkan perilaku dan sikap yang membentuk reaksi mereka terhadap
adopsi fintech. Lembaga keuangan yang menawarkan produk dengan dukungan
dan pesan yang disesuaikan dengan setiap segmen pelanggan yang unik
berpotensi meningkatkan tingkat adopsi fintech, termasuk di antara mereka yang
enggan menggunakan di masa lalu.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperluas literatur dalam mengkaji
peran literasi keuangan pada niat adopsi fintech di negara berkembang seperti
Indonesia. Kegunaan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana peran
literasi keuangan dalam menyesuaikan diri dengan transformasi digital di industri
jasa keuangan. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang kebutuhan, keyakinan
dan persepsi para pengguna jasa keuangan khususnya fintech.
Landasan teori dalam penelitian ini menggunakan pendekatan teori The Extended
Valence Framework atau Rerangka Valensi yang Diperluas yang meliputi
kepercayaan, risiko dan manfaat dalam adopsi fintech (Kim et al., 2009).
Rerangka Valensi yang Diperluas atau The Extended Valence Framework adalah
merupakan model pengambilan keputusan konsumen yang berbasis kepercayaan
dalam memberikan pandangan holistik dari proses pengambilan keputusan
ix
konsumen dalam penggunaan aplikasi fintech dan atau pembelian online. The
Extended Valence Framework menggabungkan efek dari kepercayaan konsumen
dan risiko serta manfaat yang dirasakan (Kim et al., 2008). Penelitian ini juga
menambahkan satu konstruk yaitu pengaruh sosial sebagai salah satu variabel
penentu langsung niat perilaku dalam adopsi fintech. Literatur yang ada telah
menetapkan pengaruh informasi sosial yang bertindak serupa dengan tekanan
sosial untuk menyesuaikan dengan perilaku atau pendapat yang dinyatakan
(Fishbein & Ajzen, 1975). Hasil penelitian menemukan bahwa literasi keuangan
memainkan peran moderasi dalam hubungan antara sifat perilaku keuangan dan
adopsi fintech (Yoshino et al., 2020). Individu dengan literasi keuangan yang
lebih tinggi mungkin memiliki biaya tetap yang lebih rendah terkait dengan
memperoleh dan memproses informasi keuangan, daripada mereka yang memiliki
literasi keuangan yang lebih rendah, yang akan memudahkan pengguna untuk
berpartisipasi dalam aktivitas keuangan yang berisiko (Guiso & Jappelli, 2005).
Literasi keuangan berhubungan positif dengan investasi pada saham (Morgan et
al., 2019; van Rooij et al., 2011). Dengan mempelajari efek moderasi literasi
keuangan pada konstruk kepercayaan, manfaat, risiko dan pengaruh sosial diduga
dapat mengubah hubungan antara faktor individu terhadap niat adopsi aplikasi
fintech.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian
eksplanatori. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat dewasa di Indonesia
yang mengadopsi dan berniat mengadopsi fintech. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan menggunakan
kuesioner online. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan SEM�AMOS. Teknik analisis SEM dengan aplikasi AMOS-23 yang dilakukan dengan
dua tahap. Tahap pertama adalah melakukan uji measurement model, yaitu dengan
menguji validitas dan reliabilitas konstruk dari masing-masing indikator konstruk
penelitian. Tahap kedua adalah melakukan uji model struktural yang bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel / korelasi antar konstruk
yang diukur dengan menggunakan uji-t dari SEM AMOS.
Berdasarkan hasil survei online melalui kuesioner yang dilakukan, terkumpul
sebanyak 813 responden yang telah mengisi jawaban kuesioner penelitian. Hasil
model pengukuran penelitian pada validitas diskriminan berdasarkan nilai
standardized factor loading menunjukkan nilai cross loading pada sebagian besar
indikator penelitian dapat dikatakan valid dengan nilai yang diperoleh lebih besar
dari 0,60. Pada uji validitas konvergen dilakukan dengan melihat nilai average
variance extracted (AVE) yang lebih besar dari 0,5 sehingga menunjukkan bahwa
terdapat konvergensi yang cukup (Hair et al., 2010). Hasil nilai AVE tiap-tiap
konstruk yang diuji dalam penelitian ini menunjukkan nilai di atas 0,5 yang
menunjukkan bahwa terdapat konvergensi yang cukup. Pada uji reliabilitas
konstruk dengan rule of thumb nilai cronbachs alpha dan composite reliability
yang diperoleh lebih besar dari 0,7 sehingga konstruk yang digunakan pada
penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik.
Pada uji model struktural tahap pertama setelah dilakukan modifikasi model
didapat sebanyak lima kriteria goodness of fit, dua kriteria marjinal fit dan satu
x
kriteria yang belum fit dari nilai cut-off value yang dipersyaratkan. Pada uji model
struktural tahap kedua didapat sebanyak tiga kriteria goodnes of fit, empat kriteria
marjinal fit dan satu kriteria yang belum fit. Hasil uji perbandingan model
struktural pada tahap pertama dan tahap kedua menunjukkan nilai goodness of fit
model penelitian yang berbeda antara dua model yang dibandingkan. Perbedaan
ini disebabkan adanya interaksi konstruk literasi keuangan sebagai faktor
moderasi dengan konstruk eksogen dalam penelitian ini. Peran konstruk literasi
keuangan pada model penelitian ini mengakibatkan model penelitian yang
semakin kompleks sehingga memengaruhi perbedaan nilai goodness of fit (GOF)
pada hasil uji model struktural tahap pertama dan model struktural tahap kedua.
Nilai indeks goodness of fit pada model struktural tahap pertama dan model
struktural tahap kedua, dapat dengan baik menggambarkan dan mengukur
konstruk dalam penelitian ini. Untuk menguji hipotesis penelitian, baik dalam
hubungan langsung antar variabel eksogen dan variabel endogen, maupun
menguji variabel moderasi literasi keuangan dalam hubungan antar variabel
eksogen dan variabel endogen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari delapan hipotesis yang diajukan
terdapat lima hipotesis penelitian yang diterima dan tiga hipotesis penelitian yang
ditolak. Lima hipotesis penelitian yang diterima tersebut yaitu: 1) Kepercayaan
pada aplikasi fintech memiliki hubungan positif pada niat adopsi fintech; 2)
Manfaat yang dirasakan memiliki hubungan positif pada niat adopsi fintech; 3)
Pengaruh sosial pada aplikasi fintech memiliki hubungan positif pada niat adopsi
fintech; 4) Literasi keuangan memoderasi hubungan kepercayaan secara positif
pada niat adopsi fintech; dan 5) Literasi keuangan memoderasi hubungan
pengaruh sosial secara negatif pada niat adopsi fintech. Adapun tiga hipotesis
yang ditolak tersebut yaitu: 1) Risiko yang dirasakan memiliki hubungan negatif
pada niat adopsi fintech; 2) Literasi keuangan memoderasi hubungan risiko yang
dirasakan secara positif pada niat adopsi fintech; 3) Literasi keuangan memoderasi
hubungan manfaat yang dirasakan secara positif pada niat adopsi fintech.
Hipotesis ini ditolak karena hasil penelitian menunjukkan sebaliknya, dimana
literasi keuangan memoderasi hubungan manfaat yang dirasakan secara negatif
pada niat adopsi fintech dengan tingkat probabilitas yang signifikan.
Temuan penelitian ini memiliki implikasi strategis kepada penyedia layanan
fintech untuk mengembangkan persepsi risiko yang cukup, yang memungkinkan
para pelanggan untuk memiliki niat positif dalam menggunakan layanan fintech.
Penyedia layanan fintech juga perlu membangun program penggunaan layanan
fintech secara gratis dalam rangka meningkatkan pengalaman konsumen dan
khususnya bagi mereka yang belum pernah menggunakan layanan fintech. Literasi
keuangan memoderasi hubungan manfaat yang dirasakan secara negatif terhadap
niat adopsi fintech. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan ukuran, bentuk dan
standar manfaat yang dirasakan oleh pelanggan dengan tingkat literasi keuangan
yang berbeda. Oleh sebab itu, disarankan kepada penyedia layanan fintech untuk
menciptakan, mempromosikan dan membangun nilai manfaat yang akan
konsumen dapatkan dari layanan fintech, haruslah lebih tinggi dari atribut layanan
keuangan yang telah mereka miliki dan gunakan. Apalagi saat ini, dunia
perbankan sebagai lembaga keuangan tradisional sudah mulai berinovasi dan
xi
bersaing dengan start-up fintech dalam memberikan manfaat dan kenyamanan
kepada para pelanggan mereka.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa variabel literasi keuangan memiliki
pengaruh langsung terhadap niat adopsi fintech. Literasi keuangan juga
memainkan peran moderasi, baik secara positif (memperkuat pengaruhnya)
maupun secara negatif (memperlemah pengaruhnya) dalam hubungan antar
konstruk eksogen dan endogen. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa
variabel kepercayaan dan tingkat literasi keuangan pelanggan dapat dikatakan
sebagai implikasi praktis yang penting dalam niat adopsi dan penggunaan aktual
layanan fintech. Begitu pula dengan variabel pengaruh sosial, variabel ini menjadi
sangat penting dalam memperkenalkan penggunaan layanan fintech kepada
mereka yang belum menggunakan layanan fintech sama sekali.
Kata kunci: Adopsi Fintech, Literasi Keuangan, Kepercayaan, Manfaat, Risiko,
Pengaruh Sosial

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Postgraduate Program > Doctor Economics
Depositing User: 56 nanik rahmawati
Date Deposited: 16 Oct 2025 04:00
Last Modified: 16 Oct 2025 04:00
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/29561

Actions (login required)

View Item
View Item

slot gacor terbaik

slot gacor terpercaya

Situs Resmi Bisawd

slot gacor 4d

Slot Terpercaya

Slot Gacor bet 200