Risdianto, Risdianto and Kamaludin, Kamaludin and Rina, Suthia Hayu and Willy, Abdillah (2023) PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP POLDA BENGKULU DALAM PENANGANAN PANDEMI COVID 19 (Studi Fenomenologis tentang Upaya Polri Mengubah Stigma Masyarakat). Doctoral thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/archive.png)
Disertasi Risdianto - Doktor Ilmu Manajemen Universitas Bengkulu.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (3MB)
Abstract
Reformasi Birokrasi Kepolisian mengarah pada perubahan paradigma
dalam memberikan pelayanan, perlindungan, pengayoman dan keamanan pada
masyarakat yang bertujuan untuk membantu mewujudkan Birokrasi Kepolisian
yang baik dengan mengurangi atau memperpendek birokrasi, meningkatkan
keahlian personel Polri dan mengimplementasikan kebijakan yang sudah
digariskan dalam rangka mewujudkan ketenangan dan kenyamanan bagi
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Polda Bengkulu,
mengetahui Stigma Masyarakat Provinsi Bengkulu terhadap Polri khususnya
Polda Bengkulu, mengetahui peran yang tepat untuk mengubah Stigma
Masyarakat Provinsi Bengkulu melalui peran Biddokes Polda Bengkulu, dan
mengetahui kemampuan Tenaga Kesehatan Polda Bengkulu dalam menjadi Soft
Weapon bagi Institusi Polri serta mengetahui model yang tepat untuk mengubah
Stigma Masyarakat Provinsi Bengkulu terhadap Polri khususnya Polda Bengkulu
pada penanganan Pandemi Covid 19.
Persepsi merupakan proses kognitif untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan dan mengetahaui tahu tentang objek untuk dapat sepenuhnya
berinteraksi dengan lingkungannya sehingga dapat menerima informasi dan
memahami dunia sekitarnya, hal ini memerlukan pertimbangan tentang informasi
apa yang perlu diinterpretasikan, bagaimana informasi tersebut diklasifikasikan,
dan bagaimana informasi tersebut diinterpretasikan dalam kerangka informasi
yang ada. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) adalah lembaga yang
mengemban misi dalam keamanan, ketentraman, dan keamanan. Pada pasal 1 UU
No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, bahwa Polri
terkait dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi dan sistem Kepolisian
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan Polri merupakan alat
pemerintah untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, pelayanan
masyarakat dan penegakan hukum, serta perlindungan masyarakat terkait dengan
pemeliharaan keamanan. Polri merupakan lembaga negara atau pemerintah
dimana merupakan instansi pemerintah yang diselenggarakan dan disusun oleh
suatu instansi pemerintah tertinggi dan memiliki fungsi, yaitu kewajiban,
wewenang, dan tanggung jawab lembaga yang berwenang secara hukum untuk
menjalankan fungsinya. Strategi besar Polri merumuskan kegiatan-kegiatan yang
mencerminkan upaya bertahap untuk mencapai tujuan akhir kerja Polri secara
utuh dan terangkum dalam tiga (tiga) tahapan kegiatan, antara lain: Tahap I:
Membangun kepercayaan (Trust Building) pada tahun 2005–2010, tahap II:
viii
xi
Membangun kemitraan (Partnership Building) pada tahun 2011-2015 dan Tahap
III : Mengejar keunggulan (Strive For Exelence) pada tahun 2016-2025.
Komponen Stigma oleh Scheid dan Brown (2010) memiliki beberapa
komponen, Labeling, Stereotip, Separation, dan Diskriminasi. Peran Kepolisian
khususnya Polda Bengkulu pada Penanganan Covid 19 dengan melakukan
tindakan sebagai berikut: (Juklak Penanganan Covid 19 Polda Bengkulu, 2020).
Melaksanakan kegiatan deteksi dini berupa pemetaan dan perkiraan ancaman
gangguan Kamtibmas yang dapat menggangu distribusi vaksin Covid-19,
Pelaksanakan pengamanan dan penjagaan secara terbuka dan tertutup pada tempat
kedatangan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi vaksin maupun lokasi
atau tempat lainnya yang berkaitan dengan vaksin Covid-19, Melaksanakan
pengawalan terhadap pengangkutan dan distribusi vaksin Covid-19 sampai ke
lokasi tujuan yang telah ditentukan, Melakukan sterilisasi dan pengamanan di
tempat penyimpanan vaksin Covid-19, Melaksanakan bantuan medis dan
pelayanan kesehatan kepada personel yang melakukan pengawalan dan
pengamanan vaksin Covid-19, Melaksanakan himbauan agar masyarakat
mematuhi protokol kesehatan yaitu menjaga jarak, memakai masker, mencuci
tangan (3 M), Melaksanakan patroli di wilayah yang rawan penyebaran Covids-19
dan melakukan kegiatan pengawasan dengan menggunakan alat pengukur suhu
tubuh dan Menyiapkan sarana prasarana kesehatan dan personel kesehatan untuk
menanggulangi Covid-19 termasuk dalam hal ini penyediaan SDM untuk
melakukan vaksinasi, Memberikan klarifikasi dan counter opinion tentang
pemberitaan yang tidak benar di media mainstream, media online maupun media
sosial mengenai Covid-19, vaksin Covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi yang
sesuai dengan tugas pokok Polri; serta Penegakan hukum terkait penanganan
Covid-19.
Soft Weapon adalah suatu istilah untuk menggambarkan suatu lembaga
ataupun institusi dimana lembaga ini dijadikan sebagai alat untuk lebih
mendekatkan diri kepada masyarakat melalui kegiatan – kegiatan layanan
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif dengan tujuan agar persepsi
masyarakat terhadap institusi Polri bisa lebih baik. Salah satu satuan kerja yang
dianggap tepat untuk dijadikan Soft Weapon di institusi Polri adalah jajaran
Kesehatan Kepolisian Negara Republik Indonesia, dimana jajaran Kesehatan Polri
(Pusdokkes dan Biddokkes) dinilai sangat efektif untuk melakukan langkah –
langkah pendekatan secara persuasif kepada masyarakat melalui kegiatan layanan
kesehatan.
Teori framing kembali ke teori perspektif masa depan oleh Kahneman dan
Tversky (1981). Kerangka teori prospek menyatakan bahwa menyajikan
keuntungan dan kerugian informasi dapat memiliki efek yang berbeda pada
keputusan perilaku. Pertama, orang bertindak menghindari risiko ketika mereka
mempertimbangkan hasil dan manfaat dari menerima pesan dengan kata-kata
positif, tetapi saat melihat kerugian dan biaya, orang memprioritaskan risiko.
yaitu, menerima pesan berupa framing negatif. Oleh karena itu, preferensi untuk
opsi yang lebih berisiko bergantung pada apakah opini disajikan dalam konteks
menang-kalah. Kedua, teori menyatakan bahwa orang cenderung menolak risiko,
sehingga kerugian tampak lebih besar daripada keuntungan.
ix
xii
Pusdokkes Polri maupun Biddokkes Polda masing – masing jajaran sesuai
dengan yang tercantum dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 12 tahun 2011 tentang Kedokteran Kepolisian yang mana
jajaran kesehatan merupakan garda terdepan sebagai unsur pelaksana layanan
publik khususnya dibidang kesehatan yang bersentuhan langsung dengan
masyarakat. Selain melaksanakan fungsi Yankes (Pelayanan Kesehatan), jajaran
kesehatan Polri juga melaksanakan fungsi Dukkes (Dukungan Kesehatan). Dalam
hal pemberian layanan kesehatan terhadap anggota Polri maupun masyarakat
umum Pusdokkes ataupun Biddokkes senantiasa mengutamakan layanan yang
prima, berkualitas dan unggul, hal ini demi terus menjaga kredibilitas satuan
jajaran kesehatan sekaligus dalam rangka turut mengangkat citra baik Polri dimata
masyarakat. Adapun bentuk – bentuk layanan kesehatan yang bersentuhan
langsung dengan masyarakat diantaranya layanan vaksinasi Covid – 19.
Desain penelitian menggunakan deskriptif dan kualitatif. Sampel pada
penelitian ini sebanyak 90 orang diambil dengan accidental sampling. Analisis
data dilakukan secara deskriptif dan secara kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan: 1) Peran Polda Bengkulu pada penanganan Pandemi Covid 19
dalam katagori sangat baik karena banyak masyarakat yang merasa senang dan
puas akan layanan yang diberikan oleh Polda Bengkulu dan jajarannya selama
masa pandemi berlangsung, baik itu layanan umum Kepolisian maupun layanan
dibidang Kesehatan, 2) Stigma Masyarakat Provinsi Bengkulu terhadap Polri
khususnya Polda Bengkulu pada penanganan Pandemi Covid 19 dalam katagori
baik dikarenakan masyarakat saat ini semakin cerdas dalam memberikan penilaian
terhadap kinerja Polri mengingat Polri pun semakin transparan dan semakin nyata
dalam memberikan layanan kepada masyarakat khususnya selama masa pandemi
berlangsung, 3) Peran yang tepat untuk mengubah Stigma Masyarakat Provinsi
Bengkulu melalui peran Biddokkes Polda Bengkulu dalam kategori baik
dikarenakan Polda Bengkulu melalui Biddokkes dan Urkes jajaran yang ada di
Polres – Polres telah memberikan sumbangsihnya dalam turut menekan angka
penyebaran Covid – 19 di Provinsi Bengkulu, 4) Kemampuan Tenaga Kesehatan
Polda Bengkulu dalam menjadi Soft Weapon bagi Institusi Polri dalam katagori
sangat baik dikarenakan jajaran Nakes Polda Bengkulu telah mengabdikan dan
mendedikasikan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk melayani masyarakat
dan 5) Model yang tepat untuk mengubah Stigma Masyarakat Provinsi Bengkulu
terhadap Polri khususnya Polda Bengkulu pada penanganan Pandemi Covid 19
melalui metode framing dalam rangka untuk mengemas pesan ataupun informasi
yang lebih menarik untuk masyarakat terkait dengan kegiatan Polri sebagai
pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat sekaligus sebagai aparat penegak
hukum sehingga kepercayaan masyarakat semakin meningkat.
Saran penelitian ini: 1) Terkait dengan peran yang telah dilakukan oleh
Polda Bengkulu dalam turut menanggulangi pandemi Covid 19 di Provinsi
Bengkulu, peran yang dilakukan sudah sangat baik dimata masyarakat. Hal ini
tentunya tetap perlu dipertahankan bahkan sebisa mungkin untuk terus
ditingkatkan. Mengingat tugas – tugas Polri semakin kedepan semakin kompleks,
sehingga bila Polri termasuk juga dalam hal ini Polda Bengkulu tidak segera
tanggap dengan perubahan situasi yang ada di tengah – tengah masyarakat, maka
x
xiii
bukan tidak mungkin Polri juga tidak akan mampu dalam mengambil langkah –
langkah antisipatifnya. Tingkatkan terus layanan – layanan yang diberikan kepada
masyarakat secara bersih, jujur dan humanis dengan tidak mengesampingkan jiwa
kemiliterannya, 2) Terkaitstigma yang terbentuk di tengah – tengah masyarakat
pada saat Polda Bengkulu terjun secara langsung dalam menanggulangi Covid 19
di Provinsi Bengkulu cenderung mengarah kearah yang positif. Hal ini tentunya
menjadi value tersendiri bagi jajaran Polda Bengkulu untuk dijadikan motivasi
bagi seluruh Personel Polri yang ada dijajaran Polda Bengkulu untuk terus
memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat agar stigma negatif yang ada
di masyarakat berangsur – angsur berkurang bahkan harapannya bisa hilang.
Terus lakukan upaya – upaya pendekatan secara persuasif kepada masyarakat dan
berikan selalu layanan yang terbaik bagi masyarakat, 3) Terkait Selalu gaungkan
dalam hati nurani para personel Biddokkes dan Urkes jajaran untuk senantiasa
memberikan layanan kesehatan yang prima, ungggul dan berkualitas, baik itu
kepada PNPP, keluarga maupun masyarakat umum. Mengingat Biddokkes Polda
Bengkulu adalah salah satu satker pendukung dalam terlaksananya tugas – tugas
operasional kepolisian. Layani semua masyarakat yang membutuhkan layanan
kesehatan dengan hati yang ikhlas dan tulus demi meraih kepuasan masyarakat
akan layanan yang diberikan dalam rangka turut berkontribusi menghilangkan
stigma negatif yang ada dimasyarakat terhadap instistusi Polri, 4) Tenaga
Kesehatan Polda Bengkulu sudah dianggap sangat mampu dalam mengemban
tugas dilapangan. Terbukti dari hasil riset yang telah dilakukan penilaian
masyarakat terhadap Nakes Polda Bengkulu pada saat penanganan pandemi Covid
19 kemarin masuk dalam kategori sangat baik. Tingkatkan terus skill, kemampuan
dan knowledge SDM – SDM Nakes yang ada sesuai dengan profesinya masing –
masing demi terus terwujudnya layanan kesehatan yang Prima, berkualitas dan
unggul yang akan diberikan kepada PNPP, Keluarga dan masyarakat luas dan 5)
Polda Bengkulu bisa memulai menggunakan metode Framing dalam mengemas
setiap informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat supaya masyarakat
dalam menerima informasi tersebut tidak menjadi gagal faham. Kedepankan
profile Polri yang sangat diharapkan oleh masyarakat berupa profil Polri yang
humanis, peduli masyarakat, jujur serta bermoral dalam memberikan layanan
kepada masyarakat dan hadirkan selalu sosok Polri yang mau mengerti dan peduli
di tengah – tengah masyarakat.
Kata Kunci: Peran Polda, Stigma Masyarakat, Kemampuan Tenaga
Kesehatan, Model, Covid 19
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Postgraduate Program > Doctor Economics |
Depositing User: | 56 nanik rahmawati |
Date Deposited: | 16 Oct 2025 04:01 |
Last Modified: | 16 Oct 2025 04:01 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/29563 |