Simamora, Hayati and Rini, Indriani and Eddy, Suranta (2023) PENGARUH ATTITUDE, SOCIAL NORMS, SUBJECTIVE NORMS, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP WHISTLE BLOWING INTENTION (Studi Empiris pada Eselon III dan IV di Dinas Kelautan dan Perikanan Bengkulu). Masters thesis, Universitas Bengkulu.
tesis Hayati S2 Akuntansi - Hayati Simamora.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (1MB)
Abstract
Korupsi (Azra, 2010) merupakan salah satu masalah yang paling serius dan
akut yang masih dihadapi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam kasus
korupsi yang terjadi dalam berbagai bentuk di sektor pemerintahan. Penelitian Ghani,
Galbreath, dan Evans (2011), serta Goel dan Nelson (2013) menjelaskan salah satu
metode yang efektif untuk mencegah korupsi ataupun bentuk kecurangan lain adalah
dengan mengungkapkan fraud melalui tindakan whistleblowing. Whistleblowing
efektif dalam melawan korupsi di beberapa negara (Erin, Ogundele, & Ogundele,
2016). Whistle-blowing adalah pengungkapan tindakan fraud (kecurangan), illegal,
tidak bermoral, atau tidak sah dalam organisasi kepada pihak-pihak yang dapat
mengambil tindakan untuk memperbaiki kesalahan tersebut (Near & Miceli, 1995).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “Bagaimana pengaruh Attitude, Sosial
Norms, Subjective Norms, Perceived Behavioral Control terhadap Whistleblowing
Intention Internal serta bagaimana Bagaimana pengaruh Attitude, Sosial Norms,
Subjective Norms, Perceived Behavioral Control terhadap Whistleblowing Intention
Eksternal”. Ini adalah penelitian kuantitatif yang mengambil sampel dari populasi
eselon III dan IV di Dinas Kelautan dan Perikanan Bengkulu. Responden berjumlah
71 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada faktor yang mempengaruhi ke
internal whistle blowing dan ada faktor yang mempengaruhi eksternal whistle blowing.
Hal ini ditunjukkan oleh Adjusted R²sebesar 0,314. Nilai ini menunjukkan bahwa
31,4% variasi internal whistle blowing dapat dijelaskan oleh variasi dari dua variabel
independen yaitu social norms dan subjective norms. Sedangkan sisanya 68,6% diduga
masih ada faktor lain yang mempengaruhi internal whistle blowing. Hal selanjutnya
ditunjukkan oleh Adjusted R²sebesar 0,309. Nilai ini menunjukkan bahwa 30,9%
variasi eksternal whistle blowing dapat dijelaskan oleh variasi dari dua variabel
independen yaitu attitude dan perceived behavioral control. Sedangkan sisanya 69,1%
diduga masih ada faktor lain yang mempengaruhi eksternal whistle blowing.
Hasil penelitian menjelaskan sikap berpengaruh positif terhadap niat
melakukan whistleblowing eksternal. Hasil penelitian ini dapat diintrepertasikan
dengan semakin positif sikap pegawai maka semakin positif juga niat karyawan untuk
melakukan Whistleblowing ekternal. Norma sosial tidak berpengaruh terhadap niat
whistleblowing eksternal. Hal ini dapat diartikan bahwa norma sosial dari lingkungan
sekitar tidak akan mempengaruhi niat pegawai untuk melakukan whistleblowing
ekternal. Sebaliknya norma sosial lebih mempengaruhi untuk pegawai untuk
ix
melakukan internal whistleblowing. Subjective norm tidak berpengaruh terhadap niat
whistleblowing eksternal. Hal ini dapat diartikan bahwa norma subjective yang
dimiliki individu tidak akan mempengaruhi niat pegawai untuk melakukan
whistleblowing eksternal. Sebaliknya norma subjektif lebih mempengaruhi untuk
individu untuk melakukan internal whistleblowing. Persepsi Kontrol Perilaku
berpengaruh positif terhadap niat whistleblowing eksternal. Hal tersebut menunjukkan
bahwa semakin individu mempunyai tingkat pengendalian diri dalam kontrol perilaku
yang besar sehingga niat melakukan whistleblowing juga semakin besar dalam
melakukan whistleblowing eksternal.
Implikasi dari penelitian ini dapat menjadi dasar bagi Kepala Dinas dalam
membuat keputusan dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
whistleblowing. Pemerintah disarankan membentuk prosedur pelaporan tindak
kecurangan yang terstruktur sehingga ASN tidak kesulitan apabila ingin melapor.
Pemerintah juga dapat mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya whistleblowing
dan bagaimana perlindungannya agar karyawan semakin yakin bahwa whistleblowing
adalah suatu perilaku yang positif dan wajib dilakukan. Pemerintah diharapkan
memperjelas undang-undang mengenai perlindungan hukum yang akan diterima oleh
seorang whistleblower.
Kata Kunci : sikap, norma sosial, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, internal�eksternal whistleblowing
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
| Divisions: | Postgraduate Program > Master of Accounting Program |
| Depositing User: | 56 nanik rahmawati |
| Date Deposited: | 15 Oct 2025 07:45 |
| Last Modified: | 15 Oct 2025 07:45 |
| URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/29585 |

