PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, SENSITIVITAS ETIKA DAN INDEPENDENSI TERHADAP WISHTLEBLOWING AUDITOR (Studi Pada Auditor Inspektorat Se-Provinsi Bengkulu)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis skeptisisme
profesional, sensitivitas etika, dan independensi terhadap auditor yang melakukan
whistleblowing. Penelitian ini dilakukan oleh seluruh Inspektur Provinsi
Bengkulu. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling (sensus) dimana
seluruh populasi digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada
seluruh auditor pada inspektorat di Provinsi Bengkulu dengan sampel sebanyak
147 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda
dengan bantuan program SPSS versi 28.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skeptisisme profesional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap whistleblowing auditor di Inspektorat
se-Provinsi Bengkulu. Sensitivitas etis berpengaruh positif dan signifikan terhadap
whistleblowing auditor pada Inspektorat se-Provinsi Bengkulu. Independensi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap whistleblowing auditor pada
Inspektorat se-Provinsi Bengkulu.
Implikasi teoritis berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Theory of Planned Behaviour adalah niat yang timbul dari individu tersebut untuk
berperilaku dan niat tersebut disebabkan oleh beberapa faktor dari internal
maupun eksternal dari individu tersebut. Niat untuk melakukan suatu perilaku
tersebut dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu attitude toward the behavior, norma
subyektif dan persepsi kontrol perilaku, yang keseluruhannya dapat digambarkan
oleh skeptisme professional, sensitivitas etika dan independensi seperti yang
diukur pada penelitian ini.
Implikasi praktis dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa hasil penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Inspektorat se-Provinsi bengkulu dalam
meningkatkan skeptisisme profesional yaitu sikap yang selalu mempertanyakan
dan melakukan evaluasi bukti audit secara kritis, dengan penilaian yang kritis,
adanya cara berfikir yang terus-menerus bertanya dan mempertanyakan, adanya
kesahahan dari bukti audit yang diperoleh, waspada terhadap bukti audit yang
kontradiktif, kemudian dapat meningkatkan sensitivitas etika yang merupakan
kemampuan seorang profesional untuk berperilaku etis yang dapat mempengaruhi
perilakunya, dan meningkatkan independensi yang merupakan suatu cerminan
sikap dari seorang auditor untuk tidak memilih pihak siapapun dalam melakukan
audit sehingga dengan ketiga hal tersebut diharapkan akan mendorong auditor
untuk melakukan whistleblowing.
xii
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yang memungkinkan dapat
mempengaruhi hasil penelitian yang dicapai. Penelitian ini masih terdapat
keterbatasan terlebih dalam pengambilan data, pengambilan data diambil melalui
angket yang terkadang dititipkan dengan pusat layanan sehingga penulis tidak bisa
memberikan arahan, treatment dan penjelasan secara langsung sehingga
menyebabkan beberapa responden kemungkinan kurang mendalami treatment dan
posisinya
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan serta
pertimbangan masih adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran dalam
penelitian ini adalah dapat menggunakan responden yang sama dengan populasi
yang lebih luas serta mengganti metode dalam berinteraksi dengan responden, hal
ini di harapkan juga agar responden dapat mendalami point point yang di perlukan
dalam penelitian sehingga hasil penelitian lebih akurat dan maksimal.
Kata kunci : Whisterblowing auditor, Skeptisisme profesional, Sensitivitas etika,
Independensi