MODEL KEPEMIMPINAN MILITER PADA KOMANDO KEWILAYAHAN DI DAERAH

Fakhul, Fakhul and Lizar, Alfansi and Fahrudin, JS Pareke and Effed, Darta Hadi (2020) MODEL KEPEMIMPINAN MILITER PADA KOMANDO KEWILAYAHAN DI DAERAH. Doctoral thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
DISERTASI FATKHUL ZUHDI.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (5MB)

Abstract

Tugas utama TNI adalah untuk menegakkan kedaulatan negara dan
mempertahankan keutuhan wilayah NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Agar mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawab tersebut secara optimal,
maka dibutuhkan prajurit TNI yang memiliki kompetensi, kapabilitas, dan
integritas yang tentunya didukung oleh kepemimpinan yang baik dan tegas dari
para pemimpin pada tiap kesatuan yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis
mendalam mengenai kepemimpinan militer yang merujuk kepada model
kepemimpinan militer yang dapat diterapkan pada berbagai Komando
Kewilayahan (Kowil) atau Komando Teritorial (Koter) TNI Angkatan Darat (TNI
AD) sebagai salah satu kekuatan utama TNI, selain TNI Angkatan Laut (TNI AL)
dan TNI Angkatan Udara (TNI AU).
Kowil adalah seluruh kesatuan TNI yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia,
mulai dari pusat sampai pada jajaran terkecil di tingkat desa. Kowil TNI AD
di tingkat daerah (provinsi dan kabupaten/kota) terdiri atas Komando Resor
Militer (Korem) di tingkat provinsi, Komando Distrik Militer (Kodim) di tingkat
kabupaten/kota, dan Komando Rayon Militer (Koramil) di tingkat kecamatan.
Melalui kajian kepemimpinan militer pada ketiga Kowil tersebut, diharapkan
mampu menghasilkan sebuah model kepemimpinan militer ideal yang dapat
diterapkan pada seluruh Kowil TNI AD yang lainnya di daerah yang ada di
Indonesia secara khusus serta Kowil TNI AL dan Kowil TNI AU secara umum.
Kepemimpinan militer adalah seni dan kecakapan dalam mempengaruhi dan
membimbing orang yang dipimpin/bawahan, sehingga yang dipimpin tumbuh
kemauan, kepercayaan, ketaatan, rasa hormat, dan kerjasama secara ikhlas yang
diperlukan dalam mengemban tugas dengan alat atau waktu secara efektif dan
efisien, namun terdapat kerahasiaan antara kelompok (satuan) dengan tujuan
perorangan.
Alasan yang membuat tinjauan terhadap kepemimpinan militer menantang, karena
kebutuhan untuk mendefinisikan secara jelas apa dan apa yang bukan merupakan
penelitian kepemimpinan militer. Dengan merujuk kepada alasan ilmiah ini, maka
perlu menggunakan dua pendekatan dalam penelitian kepemimpinan militer.
Pendekatan pertama, yaitu pendekatan yang berfokus pada studi yang
menggunakan sampel militer untuk menguji teori yang memiliki penerapan pada
berbagai organisasi selain militer (organisasi secara umum, seperti organisasi
pemerintahan dan perusahaan) sebagai orientasi bebas konteks (context-free
orientation). Misalnya, kepemimpinan transformasional dapat diperiksa dalam
konteks militer. Namun, gaya kepemimpinan transformasional sebagai sebuah
vii
konstruksi jelas berlaku untuk organisasi lain, selain organisasi militer.
Pendekatan kedua, yaitu pendekatan yang mempertimbangkan karakteristik unik
militer dan fokus pada studi yang mencoba untuk memahami sifat kepemimpinan
dalam konteks ini. Pendekatan ini disebut sebagai penelitian berorientasi spesifik
konteks (context-specific orientation) yang memerlukan pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai militer dan isu-isu yang dihadapi militer saat penelitian
dilakukan. Dengan pendekatan kedua ini, maka kemungkinan besar penelitian
yang dilakukan akan mampu menangkap lebih banyak dan luas mengenai esensi
sejati dari kepemimpinan militer itu sendiri. Tinjauan terpadu kepemimpinan
militer idealnya akan mencakup kedua pendekatan tersebut di atas.
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis gaya
kepemimpinan militer pada Kowil Korem 041/Gamas Provinsi Bengkulu, gaya
kepemimpinan militer pada Kowil Kodim 0407/Bengkulu, gaya kepemimpinan
militer pada Kowil Koramil dalam jajaran Kodim 0407/Bengkulu, dan model
kepemimpinan militer yang dapat diterapkan pada seluruh Kowil TNI AD
di Provinsi Bengkulu. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis menggunakan analisis kualitatif
induktif.
Hasil penelitian menunjukkan pertama, gaya kepemimpinan militer pada Kowil
Korem 041/Gamas Provinsi Bengkulu menerapkan kombinasi gaya
kepemimpinan umum yang terdiri atas gaya kepemimpinan partisipatif dan
transformasional dengan gaya kepemimpinan militer. Gaya kepemimpinan umum
’lebih dominan’ dibandingkan gaya kepemimpinan militer. Hasil kombinasi dari
kedua jenis gaya kepemimpinan tersebut lebih banyak diterapkan dalam
pengambilan keputusan untuk seterusnya didelegasikan kepada para Komandan
Kodim (Dandim) di bawah binaannya. Hal ini dikarenakan kesatuan ini sebagai
Kowil TNI AD tertinggi di Provinsi Bengkulu.
Kedua, gaya kepemimpinan militer pada Kowil Kodim 0407/Bengkulu
menerapkan kombinasi gaya kepemimpinan umum yang terdiri atas gaya
kepemimpinan partisipatif dan transformasional dengan gaya kepemimpinan
militer. Kombinasi kedua jenis gaya kepemimpinan tersebut diterapkan secara
‘berimbang’. Kesatuan ini menerapkan gaya kepemimpinan umum dalam
pengambilan keputusan untuk seterusnya didelegasikan kepada para Komandan
Koramil (Danramil) di bawah binaannya. Dalam pelaksanaan keputusan dari
Komando Atas (Kotas), yaitu Korem 041/Gamas, kesatuan ini menerapkan gaya
kepemimpinan militer.
Ketiga, gaya kepemimpinan militer pada Kowil Koramil di bawah binaan Kodim
0407/Bengkulu dominan menerapkan gaya kepemimpinan militer dibandingkan
gaya kepemimpinan umum (gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya
kepemimpinan transformasional). Gaya kepemimpinan pada Korem 041/Gamas
lebih banyak diterapkan dalam pelaksanaan keputusan dari Kotas, yaitu Kodim
0407/Bengkulu.
Keempat, model kepemimpinan militer yang dapat diterapkan pada seluruh Kowil
TNI AD di Provinsi Bengkulu merupakan kombinasi antara gaya kepemimpinan
viii
umum dan gaya kepemimpinan militer. Dalam realisasinya, model kepemimpinan
militer pada tingkat Korem lebih mengutamakan gaya kepemimpinan umum yang
dominan diterapkan dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini dengan
pertimbangan posisi kepemimpinan militer pada tingkat Korem merupakan
‘kepemimpinan strategis’ dalam perspektif sosial (masyarakat) dan nasional.
Model kepemimpinan militer pada tingkat Kodim menggunakan kombinasi gaya
kepemimpinan umum dan gaya kepemimpinan militer secara ‘berimbang’,
di mana gaya kepemimpinan umum dominan diterapkan dalam proses
pengambilan keputusan, sedangkan gaya kepemimpinan militer dominan
diterapkan dalam pelaksanaan hasil keputusan. Hal ini dengan pertimbangan
posisi kepemimpinan militer pada tingkat Kodim merupakan ‘kepemimpinan
organisasi’ dalam perspektif sistem dan proses organisasi. Model kepemimpinan
militer pada tingkat Koramil lebih mengutamakan gaya kepemimpinan militer
yang dominan diterapkan dalam proses pelaksanaan keputusan. Hal ini dengan
pertimbangan posisi kepemimpinan militer pada tingkat Koramil merupakan
‘kepemimpinan langsung’ dalam perspektif yang berorientasi pada tugas individu
ataupun kelompok kecil. Secara keseluruhan, perbedaan model kepemimpinan
militer pada ketiga tingkatan Kowil TNI AD tersebut di dasarkan pada ‘ketiga
jenis posisi kepemimpinan militer’ yang berlandaskan pada nilai-nilai yang dianut
dan berbagai atribut yang akan menunjang berbagai keterampilan dan tindakan
pemimpin beserta anggota yang dipimpinnya. Model kepemimpinan militer yang
dihasilkan selain berdasarkan gaya kepemimpinan yang diterapkan pada ketiga
tingkatan Kowil TNI AD yang ada di provinsi ini juga mendukung teori dan
konsep yang dikemukakan oleh The University of Akron (2014) mengenai ‘posisi
kepemimpinan militer’. Artinya, adanya sinkronisasi model kepemimpinan militer
yang dihasilkan dengan posisi kepemimpinan militer yang didasarkan pada
perspektif Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) kesatuan dan karakteristik
kepemimpinan pada masing-masing tingkatan Kowil TNI AD.
Secara umum, kebaharuan penelitian ini adalah adanya adopsi kebutuhan
lingkungan masyarakat dalam gaya kepemimpinan pada ketiga Kowil TNI AD
tersebut. Kebaharuan tersebut dengan adanya kemanunggalan TNI dengan
masyarakat di Provinsi Bengkulu. Dengan baiknya gambaran kemanunggalan TNI
dengan masyarakat berimplikasi pada terbentuknya kepercayaan publik yang
tinggi kepada TNI AD pada ketiga tersebut.
Untuk gaya kepemimpinan militer pada Kowil Korem 041/Gamas Bengkulu,
sebaiknya pemimpin pada Kowil TNI AD ini mempertahankan gaya
kepemimpinan yang telah diterapkan selama ini, yaitu kombinasi antara gaya
kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan transformasional dengan gaya
kepemimpinan militer.
Untuk gaya kepemimpinan militer pada Kowil Kodim 0407/Bengkulu, sebaiknya
pemimpin pada Kowil TNI AD ini mempertahankan gaya kepemimpinan yang
telah diterapkan selama ini, yaitu kombinasi antara gaya kepemimpinan
partisipatif dan gaya kepemimpinan transformasional dengan gaya kepemimpinan
militer.
Untuk gaya kepemimpinan militer pada keenam Kowil Koramil di bawah binaan
Kodim 0407/Bengkulu, sebaiknya pemimpin pada Kowil TNI AD ini
ix
mempertahankan gaya kepemimpinan yang telah diterapkan selama ini yang juga
merupakan kombinasi antara gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya
kepemimpinan transformasional dengan gaya kepemimpinan militer. Namun
untuk masa yang akan datang Komandan Korem (Danrem) 041/Gamas sebagai
pemimpin TNI AD di Provinsi Bengkulu melalui Komandan Kodim (Dandim)
0407/Bengkulu memberikan hak dan otoritas kepada para Komandan Koramil
(Danramil) untuk membuat keputusan sendiri yang berhubungan dengan kegiatan
operasional kesatuan mereka masing-masing. Dalam hal ini, Dandim
0407/Bengkulu dapat bertindak selaku pengawas agar dalam menjalankan
kepemimpinannya, para Danramil mampu membantu kelancaran pelaksanaan
Tupoksi kedua Kowil TNI AD yang secara hirarkis berada di atas Koramil
tersebut.
Untuk model kepemimpinan militer yang dapat diterapkan pada seluruh Kowil
TNI AD di Provinsi Bengkulu, sebaiknya menerapkan gaya kepemimpinan
berdasarkan pada posisi kepemimpinan militer dan perspektif Tupoksi masing�masing kesatuan. Model kepemimpinan militer pada tingkat Korem lebih
mengutamakan gaya kepemimpinan umum yang dominan diterapkan dalam
proses pengambilan keputusan. Model kepemimpinan militer pada tingkat Kodim
menggunakan kombinasi gaya kepemimpinan umum dan gaya kepemimpinan
militer secara ‘berimbang’, Model kepemimpinan militer pada tingkat Koramil
lebih mengutamakan gaya kepemimpinan militer yang dominan diterapkan dalam
proses pelaksanaan keputusan.
Kata kunci: Model Kepemimpinan Militer; Konteks Orientasi Bebas; Konteks
Orientasi Khusus; Komando Kewilayahan

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Postgraduate Program > Management Doctoral Program
Depositing User: 56 nanik rahmawati
Date Deposited: 17 Oct 2025 04:19
Last Modified: 17 Oct 2025 04:19
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/29719

Actions (login required)

View Item
View Item

slot gacor terbaik

slot gacor terpercaya

Situs Resmi Bisawd

slot gacor 4d

Slot Terpercaya

Slot Gacor bet 200