MEDIASI PENGARUH PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS DAN BUDAYA LAYANAN TERHADAP INOVASI LAYANAN DAN ESPRIT DE CORPS OLEH ORIENTASI LAYANAN PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

Situmorang, Nelson and Lizar, Alfansi and Slamet, Widodo and Rini, Indriani (2020) MEDIASI PENGARUH PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS DAN BUDAYA LAYANAN TERHADAP INOVASI LAYANAN DAN ESPRIT DE CORPS OLEH ORIENTASI LAYANAN PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA. Doctoral thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
Disertasi Nelson Situmorang.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (9MB)

Abstract

Perhatian terhadap variabel ‘layanan’ secara umum menjadi topik aktual pada
berbagai negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Dengan bergulirnya
nuansa kebebasan yang meluas di tengah masyarakat serta perubahan faktual
peranan pemerintah daerah yang mulai terbuka sejak diberlakukannya Undang�Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah telah membuka wacana yang lebih luas mengenai peran
layanan berkualitas kepada masyarakat. Salah satu jenis layanan publik yang
diberikan kepada masyarakat adalah layanan kesehatan yang diberikan oleh
berbagai organisasi kesehatan yang salah satunya adalah rumah sakit (dominan).
Salah satu pengelola rumah sakit pemerintah di Indonesia adalah Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Polri). Rumah sakit yang dimiliki oleh Polri
dinamakan Rumah Sakit (Rumkit) Bhayangkara. Agar dapat dijadikan sebagai
bahan masukan dan evaluasi bagi manajemen berbagai Rumkit Bhayangkara di
Indonesia pada masa yang akan datang, maka dilibatkan lima variabel yang
diduga berpengaruh bagi peningkatan kualitas layanan kesehatan mereka meliputi
pemberdayaan psikologis, budaya layanan, orientasi layanan, inovasi layanan, dan
esprit de corps. Implikasinya, dalam upaya memberikan layanan kesehatan yang
prima kepada masyarakat, pihak manajemen Rumkit Bhayangkara akan
memberikan perhatian serius dan berupaya untuk melakukan pemberdayaan
psikologis terhadap para pegawainya, khususnya oleh Bagian Sumber Daya
Manusia (SDM) dan Pengembangan. Selain perhatian yang diberikan terhadap
pemberdayaan psikologis para pegawainya, pihak manajemen Rumkit
Bhayangkara juga berupaya untuk menciptakan budaya layanan yang baik dan
layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat yang berorientasi pada
layanan prima dengan mencegah probabilitas timbulnya kegagalan layanan yang
akan berimplikasi terhadap timbulnya berbagai keluhan dari masyarakat.
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah menguji dan menganalisis lima
variabel utama meliputi pemberdayaan psikologis, budaya layanan, orientasi
layanan, inovasi layanan, dan esprit de corps pada Rumah Sakit Bhayangkara.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Metode pengumpulan data menggunakan metode kuesioner yang secara
substansial berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan kelima variabel
tersebut dan dokumentasi. Metode analisis menggunakan Confirmatory Factor
vii
Analysis (CFA) dengan pendekatan Structural Equation Modelling (SEM). Alat
analisis yang digunakan adalah Linier Structural Relationship (LISREL) Student
Version 9.30 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan (1) pemberdayaan psikologis berpengaruh terhadap
orientasi layanan; (2) budaya layanan berpengaruh terhadap orientasi layanan;
(3) pemberdayaan psikologis tidak berpengaruh terhadap inovasi layanan;
(4) budaya layanan tidak berpengaruh terhadap esprit de corps; (5) pemberdayaan
psikologis berpengaruh terhadap esprit de corps; (6) budaya layanan berpengaruh
terhadap inovasi layanan; (7) orientasi layanan berpengaruh terhadap inovasi
layanan; dan (8) orientasi layanan berpengaruh terhadap esprit de corps.
Variabel pemberdayaan psikologis dengan kategori baik. Indikator x1 (persepsi
pegawai) merupakan prediktor terkuat dengan kategori sangat setuju dan indikator
x4 (motif) merupakan prediktor terlemah dengan kategori cukup setuju yang
membentuk variabel ini. Untuk masa yang akan datang, Rumkit Bhayangkara
sebaiknya memberikan perhatian dan perbaikan terhadap indikator-indikator
dengan kategori cukup baik meliputi x4 (motif), x7 (konsep diri), dan x9
(kepercayaan diri) agar mampu mencapai kategori baik dan atau bahkan sangat
baik. Implikasinya, ketersediaan pemberdayaan psikologis akan semakin berarti
dalam pembentukan orientasi layanan, inovasi layanan, dan esprit de corps.
Variabel budaya layanan dengan kategori sangat baik. Indikator x10 (struktur dan
tanggungjawab), x14 (perubahan politis), x27 (respon pegawai), dan x30 (rumah
sakit swasta) merupakan empat prediktor terkuat dengan kategori sangat baik dan
indikator x5 (kompensasi tidak langsung) merupakan prediktor terlemah dengan
kategori sangat tidak baik yang membentuk variabel ini. Untuk masa yang akan
datang, Rumkit Bhayangkara sebaiknya memberikan perhatian dan perbaikan
terhadap indikator-indikator dengan kategori cukup baik dan sangat tidak baik
meliputi x4 (kompensasi langsung), x5 (kompensasi tidak langsung), x6
(kompensasi moneter), dan x9 (loyalitas) agar mampu mencapai kategori baik dan
atau bahkan sangat baik. Implikasinya, ketersediaan variabel budaya layanan akan
semakin berarti dalam pembentukan orientasi layanan, inovasi layanan, dan esprit
de corps.
Variabel orientasi layanan dengan kategori baik. Indikator x1 (pelatihan layanan)
merupakan prediktor terkuat dengan kategori sangat baik dan indikator x5 (hadiah
layanan) merupakan prediktor terlemah dengan kategori tidak baik yang
membentuk variabel ini. Untuk masa yang akan datang, Rumkit Bhayangkara
sebaiknya memberikan perhatian dan perbaikan terhadap indikator x5 (hadiah
layanan) agar mampu mencapai kategori baik dan atau bahkan sangat baik.
Implikasinya, ketersediaan variabel orientasi layanan akan semakin berarti dalam
inovasi layanan dan esprit de corps.
viii
Variabel inovasi layanan dengan kategori baik. Indikator x10 (aturan intern
tertulis) merupakan prediktor terkuat dengan kategori sangat baik dan indikator x2
(aset-aset tidak berwujud) merupakan prediktor terlemah dengan kategori cukup
baik yang membentuk variabel ini. Untuk masa yang akan datang, Rumkit
Bhayangkara sebaiknya memberikan perhatian dan perbaikan terhadap indikator
dengan kategori cukup baik meliputi x2 (aset-aset tidak berwujud) dan x11 (aturan
intern lisan) agar mampu mencapai kategori baik dan atau bahkan sangat baik.
Implikasinya, ketersediaan variabel inovasi layanan akan benar-benar mampu
berkontribusi bagi manajemen rumah sakit dalam rangka memberikan layanan
kesehatan prima kepada para pasien.
Variabel esprit de corps dengan kategori baik. Indikator x6 (pembagian kerja)
merupakan prediktor terkuat dengan kategori sangat baik dan indikator x5 (saling
ketergantungan) merupakan prediktor terlemah dengan kategori tidak baik yang
membentuk variabel ini. Untuk masa yang akan datang, Rumkit Bhayangkara
sebaiknya memberikan perhatian dan perbaikan terhadap indikator dengan
kategori cukup baik meliputi x2 (disiplin sebagai paksaan), x4 (layanan), x5 (saling
ketergantungan), x10 (motif), dan x12 (kenyamanan) agar mampu mencapai
kategori baik dan atau bahkan sangat baik. Implikasinya, ketersediaan variabel
esprit de corps akan benar-benar mampu berkontribusi bagi manajemen rumah
sakit dalam rangka memberikan layanan kesehatan prima kepada para pasien.
Kata kunci: Pemberdayaan Psikologis; Budaya Layanan; Inovasi Layanan;
Esprit de Corps; Orientasi Layanan

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Postgraduate Program > Management Doctoral Program
Depositing User: 56 nanik rahmawati
Date Deposited: 20 Oct 2025 03:30
Last Modified: 20 Oct 2025 03:30
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/29812

Actions (login required)

View Item
View Item
Slot Gacor Mantap Hari Ini Maxwin 2025 slot gacor Slot Gacor Thailand Rekomendasi Slot Gacor Slot Pulsa Link Slot Gacor