FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI NEGARA – NEGARA ASIA TENGGARA

Saat ini banyak perusahaan multinasional (Multinational company) yang
berinvestasi di berbagai negara termasuk di Negara-Negara Asia Tenggara. Banyak
faktor yang melatarbelakangi perusahaan multinasional melakukan investasi asing
langsung (foreign direct investment/FDI). Peneliti termotivasi untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan multinasional untuk
melakukan investasi asing langsung di Negara-Negara Asia Tenggara.
Permasalahan yang telah dikemukakan berhubungan dengan teori investasi
asing lansung dan teori makro ekonomi yang meliputi ukuran pasar, angkatan kerja,
infrastruktur, keterbukaan perdagangan, nilai tukar, inflasi, suku bunga, dan
pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi investasi langsung yang dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut; apakah ukuran pasar, angkatan kerja, infrastruktur,
keterbukaan perdagangan, nilai tukar, inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan secara
parsial dan secara simultan berpengaruh terhadap investasi asing langsung di Negara�Negara Asia Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis pengaruh ukuran
pasar, angkatan kerja, infrastruktur, keterbukaan perdagangan, nilai tukar, inflasi,
suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi terhadap investasi asing langsung secara
parsial atau secara simultan di Negara-Negara Asia Tenggara periode 1997 sampai
dengan 2017.
Teori dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori investasi asing
langsung dan makro ekonomi yaitu faktor yang berada di luar perusahaan tetapi
mempengaruhi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Teori-teori
investasi asing langsung dikemukakan oleh: Adam Smith, Keynes,David Ricardo,
Raymond Vernon, Stephen Hymer, Knickerbocker, Graham, Aliber, dan Dunning.
Pengujian-pengujian terhadap teori investasi asing langsung dan teori makro ekonomi
sampai sekarang ini terus berlangsung, tetapi hasilnya belum mencapai kesamaan
argument. Hasil penelitian yang dijadikan dasar kajian literature emperis mengenai
makro ekonomi yaitu; ukuran pasar, angkatan kerja, infrastruktur, keterbukaan
perdagangan, nilai tukar, inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan tekonomi terhadap
investasi asing langsung di Negara-Negara Asia Tenggara; (Beva & Estrin, 2004);
(Ali & Gua (2005); (Whyman & Baimbridge (2006); (Vijayakumar & Sridharan
(2010); (Kaliappan et al, (2015); (Bakar et al, (2012); (Adriana (2016); (Gabriel et al,
(2016); (Bakar & Razak, 2016); (Jayasekara (2014); (Nistor (2015); (Salike (2016);
(Siraroj (2016); (Gharaibah (2015); (Asiedu (2002); (Kariuki, (2015); (Hui et al,
(2015); (Anwar et al, (2016); (Anh, (2016); (Siraroj (2016); (Nguyen et al, (2017).
7
8
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan investasi
asing langsung di Negara-Negara Asia Tenggara dari tahun 1997 sampai dengan
tahun 2017 di 10 Negara yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos,
Malaysia, Nyanmar, Philipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Untuk
memecahkan permasalahn dalam penelitian ini dengan data panel yaitu gabungan
antara data cross section dan data time series, dimana unit cross section yang sama
diukur pada waktu yang berbeda dengan program eviews 9.
Hasil penelitian yang merupakan pemenuhan atas jawaban dari tujuan-tujuan
penelitian yang dapat memberikan kontribusi ilmiah untuk pengembangan teori-teori
investasi asing langsung dan kinerja makro ekonomi. Kesimpulan hasil penelitian
adalah sebagai berikut: (1) ukuran pasar, angkatan kerja, dan infrastruktur secara
parsial berpengaruh terhadap investasi asing langsung di Negara-Negara Asia
Tenggara. (2) keterbukaan perdagangan, nilai tukar, inflasi, suku bunga, dan
pertumbuhan ekonomi secara parsial tidak berpengaruh terhadap investasi asing
langsung di negara-negara Asia Tenggara.
Adapun kontribusi ilmiah untuk pengembangan teori tentang investasi asing
langsung yaitu; teori investasi klasik oleh Adam Smith, teori investasi Keynes, teori
keunggulan komperatif (comperative advantage theory) yang dikemukakan oleh
David Ricardo tahun 1817, teori pasar tidak sempurna (imperfect market theory) yang
dikemukakan oleh Stephen Hymer tahun 1960, teori siklus produk (product cycle
theory) yang dikemukakan oleh Raymond Vernon tahun 1966 dan dipopulerkan oleh
Levitt (1978), teori keuangan oleh Aliber, teori ecletik produksi internasional yang
dikembangkan oleh Dunning (1977, 1993). Penelitian ini merupakan pengembangan
teori ecletik yang dikemukakan oleh Dunning, bahwa perusahaan yang akan
melakukan investasi dalam sarana produksi di luar negeri, ia harus memiliki tiga jenis
keunggulan, yaitu; ownership specific,location specific, dan internalization.
Beberapa keterbatasan/kendala yang ditemukan dari hasil penelitian ini adalah;
(1) Variabel keterbukaan perdagangan, nilai tukar, inflasi, suku bunga, dan
pertumbuhan ekonomi secara parsial tidak berpengaruh terhadap investasi asing
langsung di Negara-Negara Asia Tenggara sehingga tidak sesuai dengan hipotesis
yang telah diajukan. (2) Dalam uji asumsi klasik terdapat masalah heteroskedastisitas
sehingga model tidak memenuhi syarat atau asumsi homoskedastisitas. Namun
karena telah menggunakan Feasible General Least Square (FGLS) PCSE maka
pelanggaran asumsi ini dapat diabaikan karena model telah kebal atau robust terhadap
pelanggaran asumsi ini.
Kata Kunci: Investasi asing langsung, ukuran pasar, angkatan kerja, infrastruktur,
keterbukaan perdagangan, nilai tukar, inflasi, suku bunga, dan
pertumbuhan ekonomi