ANALISIS NILAI TAMBAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGOLAHAN KOPI DI KECAMATAN KABAWETAN KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU (Studi Kasus Desa Bukit Sari)

Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu adalah salah satu daerah yang
merupakan penghasil kopi robusta terbesar di Sumatra. Namun terdapat kendala
dan permasalahan soal mutu dan kualitas.terdapat 3 kriteria petani yaitu petani
yang tidak melakukan pengolahan dan petani yang melakukan pengolahan petik
asalan dan merah. Pengelolaan petik asalan mendapatkan harga jual berkisar
Rp.18.000-Rp.20.000/kg. Pengelolaan petik merah dengan harga berkisar
Rp.38.000-Rp.40.000/kg. Sedangkan petani yang menjual langsung buah kopi
dalam bentuk basah. Harga jual buah kopi basah berkisar Rp.3000-4.000/kg.
Perbedaan harga yang lumayan jauh. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis nilai tambah pengolahan petik asalan dan petik merah (1),
menganalisis persepsi dan sikap petani (2), menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan (3), dan Menganalisis keberlanjutan dan
implementasi pengolahan kopi terhadap pengembangan agribisnis di Kecamatan
Kabawetan Kabupaten Kepahiang (4).
Penelitian dilakukan di Desa Bukit Sari Kecamatan Kabawetan Kabupaten
Kepahiang. Pemilihan lokasi dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa
merupakan daerah yang terdapat pengembangan dan peningkatan nilai tambah
kopi robusta. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampeling
dan survei sebanyak 64 petani. Pengumpulan data dengan wawancara
menggunakan kuesioner ke petani kopi. Alat analisis data yang digunakan untuk
penelitian ini yaitu analisis regresi logistik biner, perhitungan nilai tambah metode
Hayami, dan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini yaitu nilai tambah pengolahan buah kopi petik asalan
menjadi biji kopi kering petik asalan dan merah sebesar Rp. 6.217,83. Rp. 12.110.
Petani yang tidak melakukan pengolahan dan yang melakukan pengolahan buah
kopi petik asalan dan petik merah kategori sangat baik. Namun petani yang tidak
melakukan pengolahan buah kopi memberikan sikap atau tindakan yang kurang
baik, sedangkan petani yang melakukan pengolahan buah kopi petik asalan dan
merah menghasilkan sikap yang cukup baik dan sangat baik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi petani dalaam pengambilan keputusan pengolahan buah kopi yaitu
luas lahan, jumlah tanggungan, sikap, hasil produksi, dan butuh uang cepat.
Keberlanjutan kopi robusta Kabupaten Kepahiang memiliki potensi yang sangat
besar. Secara ekonomi menguntungkan, secara sosial meningkatkan kerjasama
petani, dan secara teknologi dan ekologi, mudah di pelajari dan menghasilkan
limbah yang tidak berdampak buruk bagi ekologi alam. Pada implementasinya
dapat diterapkan pada subsistem agribisnis.
Kata Kunci : Kopi Robusta, pengolahan, nilai tambah, pengambilan keputusan.
(Program Studi Agribisnis Jenjang Magister Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu).