TINGKAT LITERASI KEUANGAN DI KOTA BENGKULU SEBUAH SURVEI : PERILAKU MENABUNG DAN INVESTASI

Kemampuan finansial tidak hanya bagaimana untuk berupaya
mendapatkan penghasilan namun juga bagaimana mengelola keuangan secara
tepat. Proses pengelolaan uang tidak mudah untuk diterapkan secara bijak karena
banyak hal yang memengaruhinya. Dengan mengetahui dan mengelola keuangan
pribadi merupakan tindakan yang tepat dalam merencanakan kebutuhan masa
depan. Segala sesuatu dalam aspek kehidupan manusia tentunya berkaitan dengan
ekonomi, kesejahteraan manusia juga berkaitan erat dengan finansial yang
dimiliki. Pada umumnya orang menggunakan penghasilan mereka terutama hanya
untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan mendesak jangka pendeknya, seperti
belanja bulanan, uang pembayaran sekolah, rekening listrik, transportasi ke
tempat kerja dan sebagainya. Memiliki literasi keuangan adalah hal yang paling
mendasar agar mendapatkan kehidupan yang sejahtera dan tidak salah langkah
dalam mengambil keputusan keuangan (menabung dan berinvestasi). Indonesia
berada dalam tingkat literasi keuangan yang rendah jika dibandingkan dengan
negara lain. Oleh karena itu pentingnya edukasi masyarakat mengenai
perencanaan keuangan yang tepat serta perkembangan produk dan layanan yang
diberikan oleh lembaga jasa keuangan agar masyarakat Indonesia bisa
meningkatkan literasi keuangannya dan pada akhirnya masyarakat dapat memilih
dan menggunakan produk jasa keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui gambaran financial
literacy, perilaku investasi dan perilaku menabung rumah tangga di kota
Bengkulu secara umum; (2) Untuk mengetahui pengaruh financial literacy
terhadap financial attitude dan financial behavior; serta pengaruh financial
attitude terhadap financial behavior; (3) Untuk mengetahui korelasi aspek
demografi terhadap financial literacy. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitaif. Responden penelitian adalah rumah tangga di Kota Bengkulu
yang berjumlah 340 orang. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM - PLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Literasi keuangan rumah tangga
di Kota Bengkulu secara umum berada pada kategori cukup rendah. Literasi
keuangan rumah tangga yang masih tergolong cukup rendah tersebut diketahui
dari aspek-aspek literasi keuangan itu sendiri, seperti pengetahuan umum,
pengetahuan mengenai simpanan dan pinjaman, pengetahuan mengenai asuransi
dan pengetahuan mengenai investasi; (2) Perilaku menabung rumah tangga di
Kota Bengkulu berada pada kategori baik (tinggi). Hal ini memberikan gambaran
bahwa rumah tangga telah mengelola keuangan secara baik untuk kepentingan
berjaga-jaga dan mengamankan uang dari gangguan dan kerugian. Motif
mendapatkan keuntungan merupakan motif terakhir rumah tangga melakukan
ixviii
keputusan menabung; (3) Perilaku investasi rumah tangga di Kota Bengkulu
berada pada kategori tinggi. Hasil ini memberikan gambaran bahwa rumah tangga
telah memiliki pengelolaan yang baik dalam finansial rumah tangganya. Sebelum
melakukan kegiatan investasi, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan
analisis risiko pada jenis dan bentuk investasi yang akan dilakukan; (4) Hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara literasi keuangan
terhadap sikap keuangan. Hal ini berarti literasi keuangan dapat memengaruhi
sikap terhadap uang seseorang dalam pengelolaan keuangan pribadinya; (5) Pada
hasil penelitian selanjutnya, diketahui bahwa literasi keuangan tidak berpengaruh
signifikan terhadap perilaku keuangan rumah tangga. Hal ini berarti tinggi
ataupun rendahnya literasi keuangan tidak memengaruhi perilaku keuangan
seseorang pribadinya; (6) Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
signifikan antara sikap terhadap uang dan perilaku pengelolaan keuangan rumah
tangga. Hal ini berarti sikap terhadap uang seseorang akan dapat memengaruhi
pola perilaku pengelolaan keuangan pribadi dan rumah tangganya; dan (7) Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor demografi yang memiliki hubungan dengan
literasi keuangan adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan
pendapatan. Dari lima faktor demografi yang berhubungan, diketahui bahwa
faktor pendapatan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan
literasi keuangan. Artinya, rumah tangga menyadari bahwa jenis pekerjaan yang
mereka lakukan akan berkosekuensi dalam penerimaan penghasilan mereka. Hal
ini dikarenakan jenis pekerjaan menentukan besar-kecilnya pendapatan.
Saran yang dapat diberikan adalah (1) Bagi peneliti selanjutnya dapat
menggunakan penelitian ini sebagai dasar acuan untuk penelitian terkait dengan
literasi keuangan, sikap terhadap uang dan efikasi diri keuangan pada perilaku
pengelolaan keuangan pribadi dapat dikembangkan lebih luas, seperti peneliti
selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel lain, seperti faktor demografi,
pendapatan, niat, dan lain-lain. Selain itu, peneliti selanjutnya juga dapat
menerapkan metode penelitian lain seperti melalui eksperimental dengan
menggunakan tool tertentu, sehingga dapat memprediksi perilaku dan efikasi diri
keuangan seseorang dengan lebih baik dibanding menggunakan kuesioner dan (2)
Bagi Otoritas Jasa Keuangan untuk dapat memberikan pendidikan keuangan dan
pengenalan mengenai produk-produk keuangan yang aman serta memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang cara mengelola keuangan pribadi yang
jelas dan bijak, seperti menabung atau berinvestasi, cara mengalokasikan
pengeluaran, cara menghindari penipuan dalam keuangan. Upaya tersebut
diharapkan masyarakat akan dapat mencegah diri mereka dari membuat keputusan
keuangan yang salah dan menerapkan perilaku yang baik dalam hal keuangan
pribadi.
Kata Kunci : Literasi keuangan, Sikap terhadap uang, Perilaku keuangan dan
Faktor Demografi