PERSEPSI MANFAAT, KEMUDAHAN DAN FAKTOR KEPERCAYAAN TERHADAP NIAT PENGGUNA DALAM MENGGUNAKAN LAYANAN PEMBAYARAN NON-TUNAI: QR CODE INDONESIAN STANDARD (QRIS) DI BENGKULU

Bank Indonesia memperkenalkan QR Code Indonesian Standard (QRIS) pada
tanggal 17 Agustus 2019 yang memungkinkan terjadinya interkoneksi dan
interoperabilitas pembayaran melalui standar QR Code. Mengacu pada data
statistik transaksi pembayaran non-tunai (elektronik) oleh Bank Indonesia (2020),
nilai transaksi secara elektronik nasional sepanjang tahun 2019 meningkat 308%
jika dibandingkan dengan sepanjang tahun 2018 (Bank Indonesia, 2020). Uang
elektronik berbasis server based mendominasi pangsa pasar di Bengkulu
sepanjang periode Triwulan IV tahun 2019 yakni 39%. Kenaikan jumlah transaksi
tersebut, halnya tidak lepas dari peran pengguna itu sendiri. Secara tidak
langsung, terdapat niat atas perilaku pengguna dalam menggunakan transaksi non
tunai berbasis elektronik: QRIS. Layanan QRIS diusung memiliki begitu banyak
keunggulan dan manfaat yang secara keseluruhan membantu penggunanya agar
dapat melakukan transaksi secara nirkabel dengan cepat dan tepat. Tingkat
penerimaan pengguna terhadap aplikasi QRIS diduga dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
Davis (1989) melalui teori Technolgy Acceptance Model (TAM), menjelaskan
adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi niat seseorang ke dalam tingkat
penerimaan pada suatu teknologi informasi (dalam penelitian ini, teknologi
dimaksud adalah layanan pada aplikasi QRIS) yang digunakannya. Diantaranya
Persepsi Kebermanfaatan (Usefulness Perceived), dimana dengan menggunakan
aplikasi layanan QRIS) akan meningkatkan kinerjanya, dimana selaras dengan
layanan QRIS yang dapat meningkatkan performa transaksi pembayaran yang
dilakukan oleh pengguna. Lalu Persepsi Kemudahan Penggunaan (Ease of Use
Perceived), dimaksudkan agar pengguna meyakini jika layanan QRIS tersebut
mudah dalam penggunaannya sehingga tidak memerlukan usaha keras dan akan
terbebas dari kesulitan saat melakukan pemindaian kode pembayaran.
Selanjutnya, selaras dengan konsep TAM yang dilandasi oleh teori TRA, Selvan
(2011) mereduksi model TRA dan memodifikasi dengan menambahkan konstruk
keyakinan/ kepercayaan pada variable penelitiannya.
ix
x
Penelitian ini merupakan penelitian survey, yakni menggunkaan kuesioner
sebagai instrument pengumpulan data dengan tujuan mendapatkan informasi yang
dibutuhkan mengenai tanggapan responden tentang pengaruh persepsi
kebermanfaatan, kemudahan, dan faktor kepercayaan terhadap niat sesorang
dalam menggunakan layanan pembayaran non-tunai QRIS di Bengkulu. Dalam
penelitian ini, seluruh anggota GenBI Bengkulu yang memiliki tugas sebagai
agent of change Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu dijadikan
sampel.
Analisis data menggunakan model regersi linier yang menunjukkan bahwa
pengujian variabel persepsi kemanfaatan (dengan nilai signifikansi 0.007),
persepsi kemudahan (dengan nilai signifkansi 0.000), dan faktor kepercayaan
(dengan nilai signifikansi 0.000) berpengaruh signifikan positif terhadap variabel
terikat niat pengguna dalam menggunakan layanan QRIS (dengan nilai
signifikasni 0.005).
Adanya niat pengguna terhadap penggunaan layanan pembayaran non-tunai
QRIS, dirasa penting dan diperlukan dalam setiap transaksi pembayaran secara
non-tunai melalui pemindaian QR Code. Dari hasil penelitian, maka disarankan
untuk pihak terkait, dalam hal ini pembuat kebijakan (Bank Indonesia) dan
stakeholder pendukung (PJSP Bank dan Non Bank) diharapkan untuk terus
mengkampanyekan/ mengedukasi masyarakat mengenai sistem pembayaran
menggunakan QRIS ini, agar eksistensi dan efektifitas dari metode pembayaran
ini dapat terus ada atas niat penggunanya dalam menggunakan untuk sekarang dan
di masa yang akan datang.
Kata Kunci : TAM, QRIS, persepsi kemanfaatan, persepsi kemudahan, faktor
kepercayaan