ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PADA BNI KANTOR CABANG BENGKULU

Ginting ., Dhesi Elfriyanti and Kamaludin, Kamaludin and Husaini, Husaini (2020) ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PADA BNI KANTOR CABANG BENGKULU. Masters thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
DHESI ELFRIYANTI GINTING-TESIS-ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PADA BNI KANTOR CABANG BENGKULU.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (1MB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa proses manajemen risiko
kredit BCM di BNI Kantor Cabang Bengkulu. Proses manajemen risiko terdiri
dari identifikasi, pengukuran, analisa atau penilaian, pengawasan dan pemantauan
(Keith, 1992). Tahap identifikasi, pengukuran dan penilaian risiko dilakukan oleh
RM karena mereka yang memiliki user untuk login ke aplikasi SMART CA, IRS.
Setelah kredit dicairkan maka Pemimpin akan mulai melakukan pengawasan
terhadap risiko kredit yang telah dianalisa RM. Pemimpin akan mengawasi
kedelapan risiko kredit tersebut agar tidak menimbulkan kerugian bagi BNI KC
Bengkulu. Pengawasan yang dilakukan Pemimpin adalah dengan Pengecekan
aplikasi iCons untuk mengetahui transaksi keuangan debitur.
Proses manajemen risiko kredit di BNI KC Bengkulu telah dilakukan oleh
Analis Kredit disebut juga Relationship Manager (RM) selaku pemroses dan
Pemimpin Cabang dan Pemimpin Risiko selaku pemutus. Berdasarkan temuan
yang diperoleh, implikasi strategis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Risiko Kredit
Tahap identifikasi risiko kredit merupakan tahap awal yang
menentukan jenis risiko apa yang sudah terjadi sehingga BNI KC Bengkulu
bisa mengambil kebijakan dan langkah untuk mencegah, menghindari bahkan
menghilangkan dampak risiko itu sendiri. Saat ini telah ada aplikasi bernama
SMART CA yang membantu RM untuk mengidentifikasi risiko kredit.
Identifikasi risiko kredit digolongkan menjadi 2 sumber risiko yaitu risiko
eksternal debitur dan pemerintah kedua risiko internal yaitu petugas kredit
dan kebijakan atau peraturan perusahaan. Ada delapan risiko kredit BCM di
BNI KC Bengkulu, 6 risiko berasal dari faktor eksternal yaitu condition
(kondisi ekonomi dan peraturan pemertintah), capital (kemampuan finansial),
character (kemampuan nonfinasial) dan capacity (kemampuan dan
pengalaman debitur dalam mengelola usaha). Sedangkan collateral (agunan)
tidak memiliki risiko kredit. Sedangkan 2 risiko lain berasal dari faktor
internal yaitu kemampuan analisa Analis Kredit dan ketidaksesuain fasilitas
kredit yang diberikan dengan yang dibutuhkan oleh debitur.
vii
2. Pengukuran Risiko Kredit
Dari pemahaman RM mengenai manajemen risiko kredit di BNI KC
Bengkulu maka dapat teridentifikasi 8 (delapan) risiko kredit yang pernah
terjadi. Pengukuran risiko kredit dilakukan dengan menggunakan metode
Dampak dan Kemungkinan terhadap masing-masing risiko. Berdasarkan
pengukuran dampak diperoleh bahwa hampir seluruh risiko berdampak besar
bagi kinerja BNI KC Bengkulu sedangkan kemungkinan terjadinya hanya
terjadi sekali setahun atau jarang terjadi.
3. Penilaian Risiko Kredit
Dampak delapan risiko kredit dinilai berisiko jika terjadi karena bisa
menurunkan profitabilitas BNI KC Bengkulu. Namun, kedelapan risiko
tersebut jarang terjadi atau frekuensi terjadi 1x dalam setahun. Penilaian
risiko bertujuan untuk memberi peringkat risiko sehingga perusahaan dapat
melakukan mitigasi untuk mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar di
kemudian hari.
Risiko memburuknya perekonomian cukup sering terjadi atau terjadi
tiga kali dalam setahun dikarenakan saat ini semua sektor ekonomi
mengalami perlambatan ekonomi akibat pandemi covid-19 mulai dari bulan
April hingga Juli 2020 sebelum diberlakukannya new normal. Risiko
menurunnya kemampuan finansial dan nonfinasial debitur jarang terjadi
karena semua debitur BNI KC Bengkulu harus mememiliki pengalaman
usaha minimal 2 tahun agar bisa menjadi debtiur BNI dan keluarnya
Peraturan Pemerintah mengenai usaha debitur jarang terjadi dikarenakan
Pemerintah mengeluarkan ketentuan baru biasanya jarang atau terjadi hanya
setahun sekali. Selain itu risiko lainnya tidak pernah terjadi di BNI KC
Bengkulu.
4. Pengawasan Risiko Kredit
Saat ini, BNI KC Bengkulu telah memiliki Analis Kredit yang
memiliki kemampuan analisa yang baik terbukti kolektibiliti BCM BNI KC
Bengkulu yang dikelola oleh 4 RM di atas 95%. Terdapat 128 debitur BCM
kelolaan BNI KC Bengkulu dimana terdapat 105 debitur golongan 1 atau
lancar dan 23 debitur di golongan 2-5 sehingga kolektibiltas kredit BCM BNI
KC Bengkulu sebesar 95,56% dan NPL sebesar 4,44%.
Setelah kredit dicairkan maka Pemimpin akan mulai melakukan
pengawasan terhadap risiko kredit yang telah dianalisa RM. Pemimpin akan
mengawasi kedelapan risiko kredit tersebut agar tidak menimbulkan kerugian
bagi BNI KC Bengkulu. Pengawasan yang dilakukan Pemimpin adalah
dengan pengecekan aplikasi iCons untuk mengetahui transaksi keuangan
debitur. Dari aplikasi ini Pemimpin bisa memastikan tingkat kemampuan
viii
membayar debitur setiap bulannya. Jika kredit tersebut telah lunas dan tidak
menunggak maka bisa dipastikan bahwa analisa manajemen risiko kredit RM
adalah baik.
Pengawasan bertujuan untuk memastikan bahwa semua prosedur
manajemen risiko kredit telah dijalankan oleh Analis Kredit sehingga
diharapkan kedelapan risiko yang telah diidentifikasi tidak terjadi lagi dan
dapat dihindari. Selain pengawasan sistem, Pemimpin juga melakukan
pengawasan langsung dengan menghubungi debitur BCM untuk mengetahui
kondisi usaha mereka dan Analis Kredit yang mengelola kredit debitur telah
menjalankan pedoman perkreditan dengan baik dan benar.
5. Pemantauan Risiko Kredit
Kemudian untuk melakukan proses pemantauan maka Pemimpin akan
menggunakan aplikasi EWS untuk melihat perkembangan usaha debitur.
Aplikasi ini berisi daftar debitur yang melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan kredit yang telah ditetapkan. Salah satu indikasi terhadap
pelanggaran tersebut adalah keterlambatan membayar angsuran debitur.
Pelaporan pemantaun risiko kredit oleh Pemimpin dilakukan setiap
bulan berdasarkan data debitur yang masuk dalam early warning system atau
yang berpotensi menunggak. Hal ini bertujuan untuk mencegah debitur yang
menunggak sehingga tidak ada lagi tambahan debitur yang menunggak
sehngga NPL BCM BNI KC Bengkulu pun tidak bertambah hanya sebesar
4,44%. Pemantaun juga bertujuan untuk memastikan bahwa tujuan dari
manajemen risiko kredit BNI KC Bengkulu tercapai secara konsisten.
Pemimpin Cabang dan RBC setiap bulan harus memantau debitur
yang masuk dalam daftar EWS dan memangil satu per satu RM Pengelola
debitur tersebut untuk dimintai keterangan dan penyelesaian bagaimana
mengatasi debitur yang terdaftar dalam EWS tersebut. Sebaiknya Divisi yang
mengeluarkan sistem ini terus melakukan publikasi tentang cara efisien dan
efektif penggunaan aplikasi ini agar Pemimpin bisa mudah melakukan
pemantaun risiko kredit.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Identifikasi risiko kredit di BNI KC Bengkulu digolongkan menjadi 2
sumber risiko yaitu risiko eksternal debitur dan pemerintah kedua risiko
internal yaitu petugas kredit dan kebijakan atau peraturan perusahaan.
2. Pengukuran risiko kredit berguna untuk menyusun risiko berdasarkan
peringkat dampak dan kemungkinan masing-masing risiko yang telah
diidentifikasi. Ada delapan risiko kredit yang terjadi di BNI KC Bengkulu
yaitu:
ix
No. Risiko Kredit
1. Memburuknya perekonomian nasional mempengaruhi kemampuan membayar
debitur.
2. Karakter debitur yang kurang baik.
3. Tingkat pengalaman dan kemampuan debitur dalam mengelola usaha.
4. Kemampuan finansial debitur yang menurun.
5. Pengaruh kemampuan analisa Analis Kredit.
6. Kemampuan nonfinansial debitur yang menurun.
7. Peraturan Pemerintah yang terbaru dan belum bisa dipenuhi oleh debitur.
8. Kemampuan analisa analis kredit dan seberapa sering terjadi ketidaksesuaian analisa
analis kredit terhadap fasilitas kredit debitur.
3. Penilaian risiko kredit berdasarkan dampak delapan risiko kredit dinilai
berisiko jika terjadi karena bisa menurunkan profitabilitas BNI KC
Bengkulu. Namun, kedelapan risiko tersebut jarang terjadi atau frekuensi
terjadi 1x dalam setahun. Penilaian risiko bertujuan untuk memberi
peringkat risiko sehingga perusahaan dapat melakukan mitigasi untuk
mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar di kemudian hari.
4. Pengawasan bertujuan untuk memastikan bahwa semua prosedur
manajemen risiko kredit telah dijalankan oleh Analis Kredit sehingga
diharapkan kedelapan risiko yang telah diidentifikasi tidak terjadi lagi dan
dapat dihindari. Selain pengawasan sistem, Pemimpin juga melakukan
pengawasan langsung dengan menghubungi debitur BCM untuk
mengetahui kondisi usaha mereka dan Analis Kredit yang mengelola
kredit debitur telah menjalankan pedoman perkreditan dengan baik dan
benar.
5. Pemantauan bertujuan untuk mencegah debitur yang menunggak sehingga
tidak ada lagi tambahan debitur yang menunggak sehngga NPL BCM BNI
KC Bengkulu pun tidak bertambah hanya sebesar 4,44%. Pemantaun juga
bertujuan untuk memastikan bahwa tujuan dari manajemen risiko kredit
BNI KC Bengkulu tercapai secara konsisten.
Keywords: proses risiko kredit ; Analis Kredit ; BNI KC Bengkulu

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Postgraduate Program > Master of Management Program
Depositing User: 56 nanik rahmawati
Date Deposited: 29 Oct 2025 04:31
Last Modified: 29 Oct 2025 04:31
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/30679

Actions (login required)

View Item
View Item
Slot Gacor Mantap Hari Ini Maxwin 2025 slot gacor Slot Gacor Thailand Rekomendasi Slot Gacor Slot Pulsa Link Slot Gacor