Supriyanto, Dwi Yogo and Handoko, Hadiyanto and Mochammad, Ridwan (2020) STUDI DETERMINAN PENGANGGURAN TERSELUBUNG DI PROVINSI BENGKULU: ANALISIS DATA SAKERNAS AGUSTUS 2019. Masters thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/archive.png) Archive (Thesis)
            
              
Archive (Thesis)
tesis dwi yogo.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (5MB)
Abstract
Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh negara–negara 
berkembang termasuk Indonesia adalah masalah pengangguran. Pengangguran 
merupakan masalah yang sangat kompleks karena memengaruhi sekaligus 
dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang 
tidak selalu mudah untuk dipahami. Apabila pengangguran tersebut tidak segera 
diatasi maka dapat menimbulkan kerawanan sosial dan berpotensi mengakibatkan 
kemiskinan. Di Indonesia, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat 
pengangguran di suatu wilayah adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 
yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan rilis BPS, selama lima 
tahun terakhir, Provinsi Bengkulu merupakan salah satu provinsi dengan TPT 
yang relatif rendah bila dibandingkan dengan angka TPT nasional. Namun 
demikian, selain TPT, ada persoalan lain dari pengangguran di Provinsi Bengkulu 
yang belum ditelaah lebih dalam, yakni pengangguran terselubung. 
Pengangguran terselubung merupakan penduduk yang bekerja dengan 
produktivitas rendah atau sering dikenal dengan setengah penganggur terpaksa 
yang memiliki jam kerja kurang dari jam kerja normal, yakni lebih rendah dari 35 
jam dalam seminggu. Di Provinsi Bengkulu, kendati Tingkat Pengangguran 
Terbuka (TPT) relatif rendah tetapi banyak penduduk yang bekerja dengan jam 
kerja kurang dari jam kerja normal. Bahkan, angkanya lebih besar dari angka 
nasional. Tingkat pengangguran terselubung di Provinsi Bengkulu selama empat 
tahun terakhir lebih tinggi dari tingkat pangangguran terselubung nasional. 
Tingginya angka pangangguran terselubung di Provinsi Bengkulu berdampak 
pada rendahnya produktivitas dan pendapatan pekerja yang pada akhirnya 
berakibat pada rendahnya tingkat kesejahteraan. Menurut ekonom senior Institute 
for Development of Economics and Finance (Indef) Rachbini (2012), dengan 
income yang rendah, jam kerja yang sedikit, dan produktivitas yang rendah pula, 
itu akan menciptakan dua hal sekaligus, yakni rapuhnya tingkat kesejahteraan dan 
semakin tingginya tingkat kesenjangan. Ini sangat berbahaya dan bisa menjadi 
ganjalan besar di balik pertumbuhan ekonomi yang sudah baik. Karenanya, 
penelitian ini dimaksudkan untuk melengkapi kajian terhadap fenomena 
pengangguran terselubung di Provinsi Bengkulu, khususnya dikaitkan dengan 
8 
karakteristik penganggur dan variabel-variabel sosial demografi yang 
memengaruhinya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berarti 
kepada pemerintah daerah terkait upaya penanggulangan pengangguran, 
khususnya pengangguran terselubung di Provinsi Bengkulu dalam rangka 
meningkatkan kesejahteraan penduduk. Penelitian ini merupakan penelitian 
terapan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Jenis data utama 
yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Survei Angkatan Kerja 
Nasional (Sakernas) Agustus 2020 yang dilaksanakan BPS. 
Hasil perhitungan ditemukan bahwa 10 dari 100 orang penduduk yang bekerja 
berumur 15 tahun ke atas di Provinsi Bengkulu adalah pengangguran terselubung. 
Adapun variabel-variabel penjelas yang memengaruhi pengangguran terselubung 
secara signifikan di Provinsi Bengkulu adalah status perkawinan, tingkat 
pendidikan, umur dan daerah tempat tinggal. Penduduk bekerja dengan 
karakteristik kawin, berpendidikan menengah (SMP sederajat), berumur 
menengah (25-64 tahun) atau dewasa (65 tahun ke atas), dan tinggal di perdesaan 
cenderung berpeluang lebih besar menjadi penganggur terselubung dibandingkan 
dengan penduduk bekerja yang belum kawin, berpendidikan rendah (SD sederajat 
ke bawah), berusia muda (15-24 tahun) dan tinggal di perkotaan. 
Tingginya jumlah penganggur terselubung di Provinsi Bengkulu harus disikapi 
dengan berbagai upaya oleh semua pihak agar jumlah penganggur terselubung 
menurun. Pemerintah dan pelaku usaha harus memberikan perhatian khusus 
terhadap pengangguran terselubung di Provinsi Bengkulu. Pemerintah sebaiknya 
melakukan pemetaan pengangguran terselubung berdasarkan karakteristik sosial 
demografisnya sehingga penanganan yang dilakukan dapat lebih tepat sasaran. 
Pengangguran terselubung dengan status kawin, berpendidikan menengah, berusia 
menengah atau dewasa serta yang tinggal di perdesaan agar mendapatkan 
perhatian yang lebih besar. Selain itu, dapat pula dilakukan penyediaan lapangan 
kerja yang lebih baik, mengurangi mismatch antara spesifikasi pendidikan tenaga 
kerja dengan kebutuhan dunia usaha, peningkatan keahlian tenaga kerja melalui 
pelatihan ataupun kursus, serta pengkajian kembali tingkat upah minimum di 
kabupaten/kota untuk menekan jumlah pengangguran terselubung.
| Item Type: | Thesis (Masters) | 
|---|---|
| Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) | 
| Divisions: | Postgraduate Program > Master of Applied Economics Program | 
| Depositing User: | 56 nanik rahmawati | 
| Date Deposited: | 30 Oct 2025 04:49 | 
| Last Modified: | 30 Oct 2025 04:49 | 
| URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/30781 | 

