IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PT. BANK BENGKULU

Bank harus membina hubungan baik dengan berbagai komunitas
lingkungan masyarakat karena akan berdampak pada peningkatan kepercayaan
masyarakat. Oleh sebab itu bank wajib memberikan bukti kepedulian terhadap
komunitas yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan operasinya.
Tindakan bank tersebut dapat berupa program Corporate Social Responsibility
(CSR). Kegiatan CSR telah diatur dalam Undang- Undang, “ UU No. 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal dan “Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Pasal
74 ayat 1 tentang Perseroan Terbatas. Walaupun peraturan Perundang-undangan
telah mengatur dengan baik tentang CSR, isu mengenai penerapan CSR saat ini
masih menjadi masalah dalam perusahaan baik berupa besarannya maupun
komponen kegiatan CSR. Adanya ketidakseragaman dalam penerapan CSR
menimbulkan adanya kecenderungan yang berbeda dalam proses pelaksanaan
CSR itu sendiri di masyarakat. Oleh karena itu diperlukan suatu pedoman umum
dalam penerapan CSR yaitu ISO 26000: Guidance Standard on Social
Responsibility. Belum adanya penelitian yang menunjukkan bagaimana
implementasi CSR di Bank Bengkulu terutama meliputi besaran dan aspeknya
serta pedoman yang digunakan membuat peneliti tertarik untuk meneliti
implementasi CSR di Bank Bengkulu.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti
dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah implementasi kebijakan
Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan oleh Bank
Bengkulu?
Tujuan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui dan membahas lebih
mendalam bagaimanakah implementasi kebijakan Corporate Social Responsibility
(CSR) yang telah dilakukan oleh Bank Bengkulu.
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Penelitian dilakukan pada kantor pusat PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu
yang beralamatkan di JL S. Parman Kelurahan Padang Jati Kota Bengkulu.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi. Jika ada aspek yang tidak terdapat dalam dokumentasi ini nantinya,
maka akan dilakukan wawancara. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu menurut Miles dan Huberman dalam Afrizal (2016).
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa tata kelola Bank Bengkulu sudah
memenuhi aspek subjek inti dalam ISO 26000. Tata kelola organisasi tercermin
viii
dari komitmen Bank Bengkulu untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG secara
konsisten, kepatuhan Bank Bengkulu terhadap peraturan dan hukum yang berlaku,
adanya kode etik dalam menjalankan aktivitasnya, serta Bank Bengkulu juga
menyusun berbagai kebijakan dan prosedur untuk mengoptimalkan pelaksanaan
tata kelola organisasi akan tetapi untuk minat stakeholder terutama dalam
kepemilikan saham belum menjadi perhatian. Bank Bengkulu senantiasa
memenuhi hak-hak asasi manusia di lingkungannya, misalnya dalam pemberian
gaji dan remunerasi, pelaksanaan rekrutmen, kesempatan yang sama dalam
pelatihan dan pendidikan, cuti karyawan yang sesuai dengan undang-undang
tenaga kerja, serta pemberian hak untuk berserikat. Bank Bengkulu juga membuat
kebijakan di bidang ketenagakerjaaan, kesehatan dan keselamatan kerja bagi
seluruh karyawan Bank Bengkulu. Bank Bengkulu telah memenuhi aspek
lingkungan sesuai dengan ISO 26000 yaitu dengan menerapkan dua prinsip utama
yaitu green office dan green environment. Aspek praktik operasi yang adil
dilaksanakan oleh Bank Bengkulu dengan tidak diperkenankannya gratifikasi
dalam bentuk apapun dan tindak kecurangan atau korupsi (Fraud). Namun untuk
persaingan yang fair dalam hal promosi karyawan masih kurang dalam
penerapannya.Bank Bengkulu telah memenuhi aspek isu konsumen sesuai dengan
ISO 26000 dengan menyediakan produk dan jasa terbaik, senantiasa menjaga
kerahasiaan nasabah, penyelesaian sengketa dengan konsumen dan informasi
yang jelas bagi nasabahnya. Bank Bengkulu telah berkontribusi dalam pemberian
bantuan pendidikan (beasiswa), bantuan sosial, bantuan keagamaan dan bantuan
lainnya. Dana CSR yang disalurkan oleh Bank Bengkulu untuk aspek ini juga
sangat besar jika dibandingkan dengan realiasi pada aspek-aspek CSR yang
lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Bengkulu cukup konsen untuk
berkontribusi pada komunitas dan pengembangan masyarakat.
Secara keselurahan Bank Bengkulu telah mengimplementasikan CSR dengan baik
dan sesuai dengan ISO 26000 dalam pelaksanaannya. Saran peneliti agar Bank
Bengkulu menerbitkan sustainability report dan menjelaskan lebih detail
masing-masing indikator atau subjek inti implementasi ISO 26000 agar hasil yang
didapat dari kebijakan CSR Bank Bengkulu lebih baik dan hendaknya dibentuk
divisi khusus yang mengelola dan membidangi CSR Bank Bengkulu.
Kata kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), ISO 26000