PERIODE KRITIS KOMPETISI GULMA PADA TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor L. Moench) DENGAN PENDEKATAN WAKTU BEBAS GULMA

Salah satu permasalahan dalam budidaya sorgum di lahan pesisir adalah gangguan
gulma. Kerugian yang disebabkan bervariasi dipengaruhi populasi dan jenis gulmanya.
Pengendalian gulma harus dilakukan pada waktu dan cara yang tepat. Gulma tidak
selamanya menjadi ancaman bagi budidaya tanaman utama tetapi pada periode tumbuh
tertentu harus dilakukan pengendalian gulma karena gulma sangat menggangu dan
merugikan pertumbuhan tanaman budidaya. Periode hidup suatu tanaman sangat peka
terhadap kompetisi gulma tersebut dan disebut sebagai periode kritis.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2019 bertempat di lahan
pertanian Jl. Sungai Hitam, Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Muara Bangkahulu,
Kota Bengkulu, yang terletak pada arah geografis 30
45’ 27.5” LS, 1020
15’ 40.3” BT
dengan ketinggian 3 meter di atas permukaan laut. Tujuan penelitian ini untuk
mendapatkan periode bebas gulma yang dibutuhkan pada kompetisi gulma dengan
tanaman sorgum yang dibudidayakan di wilayah pesisir. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan perlakuan faktor tunggal, yaitu: �0
= tidak disiang selama hidup atau bebas gulma selama 0 minggu, �1 = bebas gulma selama
2 minggu, �2 = bebas gulma selama 4 minggu, �3 = bebas gulma selama 6 minggu, �4 =
bebas gulma selama 8 minggu, �5 = bebas gulma selama 10 minggu, �6 = bebas gulma
selama 12 minggu, �7= bebas gulma selama 14 minggu, �8 = bebas gulma selama 16
minggu atau selama tanaman hidup. Percobaan diulang sebanyak 3 kali, dengan 9
perlakuan sehingga jumlah seluruh petak unit percobaan 27. Periode bebas gulma yang
dibutuhkan oleh tanaman sorgum di lahan pesisir untuk mencapai pertumbuhan dan hasil
yang lebih tinggi, adalah sejak tanam (p0) hingga umur 10 MST ( p5). Berdasarakan
persamaan non linear dari data relatif bobot kering tajuk dan hasil bobot biji per tanaman
maka batas periode bebas gulma pada tanaman sorgum di lahan pesisir masing-masing
adalah 11,34 MST dan 10,55 MST.
(Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu).