KEDUDUKAN ANAK PEREMPUAN DALAM HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT PERANTAUAN BATAK SIMALUNGUN DI KECAMATAN PONDOK KELAPA KABUPATEN BENGKULU TENGAH (Studi Kasus Pembagian Warisan Keluarga J. Sipayung)

Prinsip keturuan Batak Simalungun menganut prinsip keturunan patrilineal,
prinsip keturunan patrilineal adalah masyarakat yang para anggotanya lebih
mengutamakan garis keturunan laki-laki dari pada perempuan, maka kedudukan
laki-laki lebih utama dari pada perempuan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan
untuk (1) menjelaskan kedudukan anak perempuan dalam hukum waris adat pada
masyarakat perantauan Batak Simalungun di Kecamatan Pondok Kelapa
Bengkulu Tengah (2) menjelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi anak
perempuan memperoleh hak waris adat menurut hukum waris adat Batak
Simalungun Kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu Tengah. Metode penelitian
yang dipakai penelitian hukum empiris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
dalam hukum waris adat masyarakat Batak Simalungun kedudukan anak
perempuan dalam pembagian harta warisan hanya sekedar pemberian dari orang
tua saja atau hasil musyawarah keluarga, sementara hak mutlak dalam pembagian
warisan jatuh pada anak laki-laki. (2) faktor yang mempengaruhi anak perempuan
pada masyarakat Batak Simalungun di Kecamatan Pondok Kelapa memperoleh
hak waris karena sudah adanya kesetaraan status, hal ini dikarenakan bahwa sudah
banyak anak perempuan yang memiliki kualitas pendidikan yang tinggi,
sementara itu juga faktor kasih sayang juga mempengaruhi anak perempuan
memperoleh hak waris, perubahan pola pikir masyarakat tersebut disebabkan oleh
faktor agama dan pendidikan.
Kata Kunci : Kedudukan Anak Perempuan, Hukum Waris Adat,
Masyarakat Batak Simalungun